Jumat 18 Dec 2015 19:38 WIB

Biro Perjalanan Haji dan Umrah di Bekasi Diduga Tipu Ribuan Orang

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Petugas sedang mendata agen tour travel penyelenggara ibadah haji dan umroh di kantor Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Jakarta, Senin (16/2).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang mendata agen tour travel penyelenggara ibadah haji dan umroh di kantor Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Jakarta, Senin (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Polresta Bekasi Kota masih memeriksa direktur biro perjalanan haji dan umrah PT Lasantu Sentosa Sejati, Kelurahan Jatiasih Kota Bekasi, yang diduga telah melakukan penipuan terhadap sebanyak 1.039 calon jamaah umrah seluruh Indonesia.

Kepala Kepolisian Sektor Jatiasih, Komisaris Aslan Sulastomo, mengatakan saat ini Direktur PT Lasantu Sentosa Sejati, Muhammad Asri Santu masih berstatus sebagai saksi. Aslan mengatakan, ia tengah mengarahkan para calon jamaah haji untuk membuat laporan ke Polresta Bekasi Kota. Sebab, calon jamaah yang gagal berangkat mencapai ribuan orang.

"Dari pemeriksaan sementara dari Januari 2015 sampai Desember ini, ada 1.039 calon jamaah umrah yang belum berangkat," kata Aslan, Jumat (18/11).

Aslan menjelaskan, ribuan calon jamaah umroh PT Lasantu Sentosa Sejati tersebar di berbagai daerah se-Indonesia. Sementara kantor pusatnya, berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

"Kantornya banyak. Tapi calon jamaah umrah yang tidak berangkat dari Jatiasih ada sekitar 400 orang di Kloter 1," kata Aslan.

Menurut Aslan, ada indikasi bahwa pihak pengelola melakukan penipuan. Sebab, pengelola terus mengulur waktu dan mengingkari janjinya untuk memberangkatkan jamaah ke tanah suci Mekkah.

Darniati (58 tahun), salah satu calon jamaah umrah asal Kabupaten Agam, Sumatera Barat menjelaskan bahwa ia bersama 19 rekannya dari Sumatera Barat sudah membayarkan uang sebesar Rp 20 juta untuk berangkat umrah. Mereka dijanjikan berangkat dari Jakarta ke Mekkah pada Sabtu (12/12) melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Karena belum ada kepastian berangkat, mereka diminta menginap di sebuah hotel di daerah Padang, Sumatera Barat, pada Jumat (11/12). Namun, sehari kemudian ia dengan rekan yang lain terpaksa keluar dari hotel lantaran tidak memiliki biaya menginap. Selama tiga hari mereka terpaksa menginap di sebuah masjid sambil menunggu kepastian berangkat. Pihak pengelola agen perjalanan berdalih, sedang mengusahakan tiket perjalanan dan visa calon jemaah umroh.

"Belum jelas kapan jadinya berangkat. Jadi kita mau balik ke kampung. Tapi di tengah perjalanan kita diminta balik lagi ke Padang," kata Darniati.

Kemudian mereka kembali menginap di masjid sampai akhirnya tiba waktunya berangkat ke Jakarta dari Bandara Internasional Minangkabau pada Kamis (16/12) pagi. Pihak agen menyatakan, mereka akan diberangkatkan ke Mekah pada Jumat (17/12) petang.

Namun, setibanya mereka di kantor Lasantu di daerah Kota Bekasi, ‎mereka terkejut karena seluruh karyawan di sana, telah pergi meninggalkan tempat kerjanya.

Karena terus ditunda-tunda, rupanya ratusan jemaah lain yang mengalami hal serupa lalu mendatangi kantor Lasantu pada Jumat (18/12) pagi. Mereka lalu mendesak Asri yang kebetulan datang ke kantor itu untuk menjelaskan masalah ini ke para calon jamaah.

"Mereka tetap akan kami berangkatkan. Kami sedang mengurus dokumennya," kata Asri Santu saat itu.

Asri berdalih karyawannya tengah membuat dokumen untuk keperluan jamaah umroh berangkat ke tanah suci. Sementara itu, calon jamaah umrah yang merasa tertipu, melaporkan hal ini ke Polsek Jatiasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement