REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan terus memindahkan sebagian tentaranya ke luar Provinsi Nineveh di Irak Utara, tempat kamp itu berada, demikian isi satu dari Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (19/12).
Turki telah mengakui bahwa "terjadi salah komunikasi" dengan Irak mengenai pengerahan tentara Turki belum lama ini ke pangkalan militer Bashiqa di Irak Utara, kata pernyataan tersebut.
Sebagai anggota yang berkomitmen dari koalisi global melawan kelompok IS, Turki siap bekerja sama dengan Irak untuk lebih secara erat mengkoordinasikan upaya gabungan guna mengalahkan dan menghancurkan gerilyawan fanatik, tambah pernyataan itu.
Turki akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Irak mengenai sumbangan militernya bagi perang melawan IS, demikian laporan Xinhua, Ahad (20/12).
Ankara mengerahkan ratusan prajurit ke Bashiqa pada awal Desember, dan mengatakan pasukan tersebut adalah bagian dari misi internasional untuk melatih dan memperlengkapi pasukan Irak dalam memerangi IS. Baghdad mengecam tindakan itu dan mengatakan Irak tak pernah mengundang pasukan semacam itu.
Satu rombongan hampir 10 kendaraan meninggalkan Kamp Bashiqa pada Senin pagi dan pergi ke wilayah lain di Irak Utara, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anatolia.
Gerakan tentara tersebut dilakukan setelah reaksi keras Irak terhadap penggelaran tentara Turki itu di Bashiqa, yang dikatakan Ankara bertujuan melatih pasukan Sunni dalam perang mereka melawan IS. Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh, telah dikuasai IS sejak Juni 2014.