Ahad 20 Dec 2015 23:58 WIB

PSK Penyebab Utama Tingginya Kasus AIDS di Tangsel

Rep: c36/ Red: Karta Raharja Ucu
Pekerja seks komersil (PSK) terjaring razia
Foto: Antara
Pekerja seks komersil (PSK) terjaring razia

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Sekitar 40 persen kasus AIDS di Kabupaten Tangerang terjadi di wilayah perbatasan. Maraknya pembangunan properti di Kabupaten Tangerang turut menjadi pendorong tingginya kasus AIDS.

Divisi Program dan Advokasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kabupaten Tangerang, Hady Irawan, mengatakan ada 124 kasus AIDS yang terjadi sepanjang 2015. Berdasarkan tren kejadian, kasus AIDS saat ini didominasi kejadian di beberapa daerah perbatasan antara Kabupaten Tangerang dengan wilayah lain.

"Ada sekitar 38-40 persen persentase kasus dari 124 temuan terjadi di wilayah perbatasan. Beberapa titik yang dimaksud yakni perbatasan Kabupaten Tangerang dengan Kecamatan Parung (Kabupaten Bogor), Kecamatan Cisauk dengan wilayah Kota Tangerang Selatan dan Kecamatan Cisoka dengan Kabupaten Lebak," kata Hady kepada Republika.co.id, Ahad (20/12).

Berdasarkan persentase tersebut, kasus di wilayah perbatasan masih menjadi yang tertinggi dari seluruh temuan kasus AIDS pada 2015. Sementara persentase dari kasus lain jumlahnya terbagi atas pengidap AIDS dari kelompok LGBT laki-laki berisiko tinggi, ibu rumah tangga (IRT), pengguna narkotika dan anak-anak.

Menurut Hadi, ada faktor mobilisasi pekerja seks komersial (PSK) yang menjadi penyebab utama tingginya kasus AIDS di wilayah perbatasan. Temuan data dari lembaga mitra KPA mencatat 70 persen dari jumlah PSK berasal dari luar Kabupaten Tangerang.

"Daerah asal mereka beragam, mulai dari Lampung, Provinsi Banten (Lebak, Pandeglang, Serang), Provinsi Jawa Barat (Indramayu, Parung, Sukabumi) maupun wilayah lain. Mobilitas mereka didorong adanya pembangunan di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang," kata Hady mengungkapkan.

Pembangunan yang dimaksud yakni pengembangan properti di Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Cisoka. Pekerja bangunan di kawasan itu, kata Hady, banyak yang menggunakan jasa PSK.

Selain pembangunan properti, kegiatan penambangan pasir dan pembangunan konstruksi jalan di beberapa wilayah perbatasan Kabupaten turut mendorong mobilitas PSK.

"Memang temuan yang ada saat ini menunjukkan pengguna PSK adalah sopir truk, pekerja bangunan dan golongan menengah ke bawah lain. Mereka pun menularkan kepada pasangan hingga akhirnya menjangkit kepada bayi yang baru lahir," papar Hady.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement