REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia (GIA) dan TransNusa, sebuah armada penerbangan domestik, batal mendarat di Bandara El Tari Kupang, akibat awan kumolonimus yang menutup kawasan bandara sehingga menghadang jarak pandang pilot untuk melakukan manuver pendaratan.
"Kami sempat putar-putar di atas Kota Kupang dan sekitarnya selama sekitar 10 menit, sampai pilot mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan di Bandara Aroeboesman Ende di Pulau Flores," kata Emerensiana Purnawati (41), salah seorang penumpang Garuda kepada Antara di Kupang, Senin (21/12).
Purnawati yang menumpang maskapai penerbangan Garuda dari Bandara Komodo Labua Bajo di ujung barat Pulau Flores menuju Kupang di ujung barat Pulau Timor ini, menyampaikan kabar tersebut beberapa saat setelah pilot Garuda mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan di Ende.
Menurut Reny, demikian panggilan akrab Emerensiana Purnawati, cuaca buruk sudah terasa sejak keberangkatan mereka dari Labuan Bajo menuju Ende dan seterusnya ke Kupang.
"Kami semua cemas dan tegang karena tampak di kiri kanan pesawat hanya awan hitam disertai hujan. Kami merasa lega setelah pilot mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan di Ende," ujarnya.
Dikatakan lebih lanjut oleh dia, seluruh penumpang sempat turun dan menunggu selama 15 menit di ruang tunggu Bandara Aboerusman Ende, bersama dengan para penumpang TransNusa yang terlebih dahulu batal mendarat di Bandara El Tari Kupang.
Dijelaskan pula oleh Yasinta Agun, salah seorang penumpang TransNusa mengatakan, semua penumpang menaruh hormat kepada pilot TransNusa yang tidak mau mengambil risiko melakukan pendaratan di Bandara El Tari Kupang, tetapi memilih untuk melakukan pendaratan di Ende.
"Ini sebuah pelajaran yang sangat memilukan bagi kami semua. Para pengelola transportasi udara agar tidak memaksakan kehendak untuk terbang di tengah cuaca buruk, dan para calon penumpang juga jangan memaksakan kehendak untuk terbang," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan pengguna transportasi laut, darat, dan udara untuk mewaspadai gelombang tinggi di perairan laut setempat dan awan tebal yang menghambat jarak pandang, mulai Ahad hingga Senin (21/12).
"Peringatan dini pada tanggal 20--21 Desember 2015 bagi pengguna transportasi laut, darat, dan udara untuk mewaspadai potensi terjadinya angin kencang disertai petir di wilayah yang berpeluang hujan sedang hingga lebat," demikian BMKG Pusat melalui laman resminya.
Peringatan tersebut sesuai dengan kondisi cuaca berupa hujan sedang hingga lebat dalam tiga hari terakhir di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur. Untuk aktivitas kelautan dan udara, diimbau agar lebih berhati-hati terhadap gelombang laut yang tinggi serta arus laut yang cukup kuat serta awan tebal, terutama di wilayah yang berpeluang hujan sedang hingga lebat.