REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pimpinan Partai Kesejahteraan Rakyat (PKS) baru saja menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (21/12). Usai pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit, Ketua Umum PKS Sohibul Iman membantah jika disebut pihaknya datang untuk menyatakan bergabung dengan pemerintah.
PKS, kata Imam, tetap berada di pihak oposisi. "PKS adalah oposisi loyal. Kami tidak berada di pemerintah, tapi kami loyal pada kepentingan bangsa dan negara," ujarnya yang didampingi Bendahara Umum PKS Mahfud Abdurrahman.
Iman mengaku datang dengan tujuan menyambung silaturahmi. Sebab, sejak pelantikan presiden, PKS belum mendapat kesempatan untuk bertatap muka secara langsung dengan Jokowi.
Baca: PKS Eveluasi Fahri Hamzah
Dia menuturkan, mulanya Jokowi dijadwalkan untuk menghadiri musyawarah nasional (Munas) PKS pada September lalu. Namun, saat itu Presiden tak bisa hadir karena harus melakukan kunjungan kerja ke Timur Tengah.
Sebulan setelahnya, Jokowi, melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung, menawarkan untuk hadir dalam musyawarah kerja nasional (Mukernas) PKS pada Oktober lalu.
Tapi, Iman menilai tak tepat jika Mukernas, yang beragendakan rapat kerja, dihadiri Presiden. Sehingga, baru hari ini lah akhirnya PKS mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan Jokowi.
"Partai politik, walaupun beda posisi, silaturahmi harus dibangun," ucap mantan wakil ketua DPR RI tersebut.
Dalam pertemuan sore tadi, Iman menyebut sempat berdiskusi sejumlah hal dengan Presiden, mulai dari isu keluarga sampai pekerja.
Iman juga mengaku sempat membahas sejumlah isu politik. Namun, dia membantah ada pembicaraan soal peluang PKS mendapatkan kursi di Kabinet.