REPUBLIKA.CO.ID, Apa kabar politik Indonesia selama 2015?
Saya yakin banyak dari kita yang masih ingat moment-moment drama para wakil rakyat. Sejak dilantik hingga jelang tutup tahun, banyak tontonan sensasional daripada bukti kerja yang memberikan dampak nyata.
Saya juga yakin tak sedikit yang terkejut dan takjub dengan manuver politik yang terjadi. Bahkan sukses membuat kita menggeleng-geleng kepala dan mengelus dada.
Kali ini, saya mencoba merangkumkan sedikit drama para wakil rakyat selama 2015.
Kinerja Legislasi yang minim prestasi
Saya harus memulai catatan ini dengan memperlihatkan kinerja anggota dewan selama satu tahun terakhir. Hasilnya, bisa dibilang minim prestasi.
Kinerja DPR Periode 2014-2019 pada masa sidang I mengalami kemunduran dibandingkan kinerja DPR periode sebelumnya. Kinerja DPR periode 2014-2019 masa sidang I tak menghasilkan produk apapun. Setelah satu tahun duduk di kursi empuk pun, DPR tetap tak memperlihatkan perbaikan yang signifikan.
Tercatat baru tiga UU yang dihasilkan yaitu UU MD3, UU Pilkada, dan UU Pemerintah Daerah. Itu pun dua diantaranya berasal dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), yaitu Perppu Pilkada dan Pemerintah Daerah
"Sayangnya isi UU itu lebih kental nuansa kepentingan kelompoknya sendiri," ujar Kepala Divisi Korupsi Politik ICW, Donal Fariz.
Ia mencontohkan UU Pilkada yang diramaikan dengan isu pemilihan langsung atau tidak langsung. Begitu pula dengan UU MD3 yang lebih banyak memuat motif penguasaan kursi pimpinan DPR serta alat kelangkapan dewan.
Dengan raport seperti itu, sebaiknya memang jangan berharap banyak adanya prestasi menggembirakan di pengujung tahun selain konflik dan intrik dari gedung parlemen.