REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) batal melelang bendungan Kuwil di Sulawesi Utara dan Rukoh di Aceh yang rencananya dilelang pada Desember 2015, karena masalah teknis.
"Rukoh dan Kuwil ada permasalahan teknis. Beberapa hal harus dioptimalisasi, tetapi tidak masalah kalaupun ditender 2016, karena ini kan 'multiyears contract'. Yang penting bisa empat tahun selesai," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air KemenPUPR Mudjiadi dalam paparan kinerja satu tahun KemenPUPR, di Jakarta, Selasa (22/12).
Kedua bendungan tersebut, kata dia, nantinya akan mulai dilelang pada Januari 2016 setelah persoalan teknis siap. Ia mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan tender pembangunan delapan bendungan dengan rincian empat di Jawa, dua di Sulawesi dan dua di Sumatra pada 2016.
Delapan bendungan tersebut masing-masing, Bendungan Rukoh di Aceh, Bendungan Sukoharjo di Lampung, Bendungan Kuwil Kawangkoan di Sulawesi Utara, Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara, Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, Bendungan Leuwikeris dan Bendungan Cipanas.
Ia menuturkan, bendungan-bendungan tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan 49 bendungan yang akan dibangun dalam lima tahun. Sedangkan untuk tahun ini, sebanyak 13 bendungan sudah mulai dibangun KementerianPUPR.
Sementara itu, capaian kerja KemenPUPR sepanjang tahun 2015 di bidang Sumber Daya Air adalah penyelesaian pekerjaan lima waduk dengan kontrak tahun jamak (multi years), yakni Waduk Jatigede (Jawa Barat), Nipah (Jawa Timur), Bajulmati (Jawa Timur), Titab (Bali) dan Rajui (Aceh).
Kementerian PUPR sudah membangun sebanyak empat Sumur Pompa Air Minum (SPAM) regional, 621 SPAM MBR, dan 229 SPAM kawasan khusus. Pembangunan SPAM tersebut akan memenuhi kebutuhan SPAM di perkotaan dan pedesaan. Dengan pembangunan SPAM tersebut, terdapat peningkatan pelayanan air minum sebesar 6.290 liter per detik.