REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, produk kreatif masyarakat desa dapat diandalkan untuk mengembangkan industri berbasis cita rasa dan budaya lokal.
Hal ini karena, ciri produk merupakan nilai jual tiap kawasan untuk dipasarkan dan dipopulerkan. "Kreativitas pelaku usaha kecil menengah di desa menjadi strategi jitu untuk pemasaran produk. Ini menjadi bagian dari ‘branding’ sehingga bisa lebih fokus dan terus berkembang," ujar Saleh di Jakarta, Kamis (24/12).
Saleh menjelaskan, melalui program One Village One Product (OVOP) menjadi upaya untuk menggerakkan masyarakat secara bottom-up. Setiap daerah mengolah potensi alam yang dimiliki menjadi produk yang spesifik dan khas.
Produk tersebut selanjutnya dipasarkan baik di daerah lokal sendiri, nasional maupun tujuan ekspor. Menurut SaIeh, Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam. Hal ini dapat menciptakan produk spesifik serta ciri khas yang berbasis kekayaan budaya atau kearifan lokal.
"Produk kreatif tiap desa juga berpotensi menjadi tujuan wisata, mulai dari produknya, proses produksi hingga lingkungan sekitar karena orientasi wisatawan saat ini tak hanya ingin melakukan perjalanan tetapi juga menjajal pengalaman produksi seperti membatik, menenun, dan mengolah makanan-minuman," kata Saleh.
Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang 2014 pembinaan dan pengembangan terhadap industri kecil dan menengah telah menghasilkan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non-migas sebesar 34,56 persen. Sedangkan nilai ekspor yang dicapai pada 2014 sebesar 19,62 miliar dolar AS.