Jumat 25 Dec 2015 06:10 WIB
Catatan Akhir Tahun

Destinasi Halal Terbaik Hingga Pariwisata Rahmatan Lil Alamin

Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.
Foto:
Paviliun Indonesia di Milan Expo

REPUBLIKA.CO.ID,

Ditulis Redaktur Republika, Ichsan Emrald Alamsyah

Indonesia selalu identik dengan Bali. Karena kebanyakan orang asing mengenal Indonesia sebagai 'rumah' dari pulau indah bernama Bali.

Bali memang sejak lama menjadi ciri khas pariwisata Indonesia. Bahkan jika Anda benar-benar memperhatikan, dalam film buatan tahun 1956, Around the World in 80 Days, ketika Phileas Fogg (David Niven) berada di pelabuhan ada papan bertuliskan 'Bali' lengkap dengan gambar penarinya.

Artinya, keindahan Bali sudah ada dibenak orang asing bahkan sejak awal abad 20. Hanya saja beberapa tahun ini, tampaknya sebagian wisatawan mancanegara tak lagi melihat Bali sebagai satu-satunya tujuan utama.

Terutama bagi turis muslim mancanegara yang mulai melihat, Lombok sebagai alternatif lokasi wisata, terutama untuk bulan Madu. Ambil contoh, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dimana menjadi pemenang World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination dalam penghargaan World Halal Travel Summit 2015 di Abu Dhabi. Sebenarnya tak hanya Lombok, Hotel Sofyan Betawi juga sangat membanggakan karena meraih World's Best Family Friendly dalam gelaran tersebut.

Sebelumnya, pemerintah memang berusaha menggenjot industri pariwisata sebagai salah satu pemasukan utama bagi negara. Apalagi industri pariwisata dan turunannya juga banyak menyerap tenaga kerja.

Tak heran pemerintah berusaha meningkatkan jumlah turis dengan mengejar target 20 juta wisatawan asing hingga 2019. Untuk 2015, target awal pemerintah untuk wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang.

Sebuah target yang tak muluk-muluk mengingat keindahan alam di Indonesia. Apalagi dengan langkah awal penguatan Wonderful Indonesia yang dilakukan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

Di saat yang sama, Pemerintah juga mulai fokus pada pengembangan pariwisata syariah atau dikenal sebagai wisata halal. Tampaknya, tak salah jika pemerintah mendorong tumbuh kembangnya pariwisata syariah di dalam negeri.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi utama pariwisata syariah global. Apalagi ditambah data menggiurkan, dimana Global Muslim Travel Index 2015 menunjukkan di 2014 terdapat 108 juta Muslim yang telah melakukan perjalanan dengan menghabiskan biaya 145 miliar dolar AS.

Nilai ini juga mempresentasikan 10 persen dari total wisata global. Data ini juga menunjukkan belanja muslim dunia meningkat menjadi 200 miliar dolar AS di 2020.

Di sisi lain, pemerintah juga punya cara khusus untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Langkah itu adalah membuka fasilitas bebas visa kunjungan ke Indonesia. Lucunya, di akhir 2015 ini sempat terjadi berita miring terkait pembukaan bebas visa tersebut.

Berikut rangkuman yang terjadi di industri pariwisata sepanjang 2015:

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement