REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Singkawang, Deson Lingga mengatakan, perizinan walet di kota itu nihil sepanjang tahun 2015. Sebab, para pengusaha walet enggan memperpanjang izinnya.
"Kita juga tidak tahu mengapa para pengusaha walet enggan memperpanjang izin usaha sarang waletnya. Namun kita memprediksi hal itu dikarenakan kondisi harga walet anjlok akhir-akhir ini," kata Deson di Singkawang, Senin (4/1).
Dia mengungkapkan, pada tahun 2012 ke bawah, pihaknya masih aktif mengimbau kepada pengusaha walet untuk mengurus perizinan dalam hal retribusinya. "Sekarang, jangankan mau mengurus perizinan, burung waletnya saja sudah sangat jarang yang datang. Tidak tahu, pada lari ke mana itu burungnya," katanya.
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Walet (APW) Singkawang, Iwan Gunawan membenarkan bahwa burung walet mulai hijrah dari penangkaran yang berada di pinggiran kota. Sebab, burung walet mulai kekurangan makanan setelah berkembang biak.
"Setelah berkembang biak dengan hidup di rumah walet kawasan kota, walet mulai kekurangan makanan," katanya.
Dia mengatakan, makanan utama walet adalah serangga. Sawah-sawah yang berada di pinggiran kota yang banyak menyimpan serangga sudah tidak lagi mencukupi. Apalagi dengan sistem petani membakar jerami usai panen yang menyebabkan serangga ikut terbunuh.
Hal itulah yang menyebabkan walet hijrah ke rumah walet pinggiran kota yang lebih berlimpah makanannya, sehingga tidak ada peluang bagi pengusaha untuk membangun rumah walet di kota.