Rabu 06 Jan 2016 11:50 WIB

Iran dan Saudi Memanas, Bagaimana Suriah?

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Teguh Firmansyah
 Pengungsi Suriah menanti untuk menyeberang ke Turki dibalik pagar kawat berduri.  (REUTERS/Umit Bektas)
Pengungsi Suriah menanti untuk menyeberang ke Turki dibalik pagar kawat berduri. (REUTERS/Umit Bektas)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Memburuknya hubungan Saudi dengan Iran dikhawatirkan akan memengaruhi upaya damai di Suriah. Hal itu mengingat kedua negara mendukung pihak berbeda di Suriah.

Saudi menjadi penyokong utama oposisi, sebaliknya Iran berada di belakang Presiden Bashar al-Assad. Namun, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, ketegangan yang terjadi akhir-akhir ini antara Saudi dan Iran tak akan memengaruhi upaya pembicaraan damai Suriah di Jenewa.

"Komunitas internasional akan segera mendapatkan solusi politik di Jenewa," katanya seperti dilansir Haaretz, Selasa (5/1).

Menurut Jubeir, Riyadh akan mencari solusi berdasarkan dokumen Komunike Jenewa I pada 2012. Ini merupakan petunjuk untuk mencari jalan damai selama pemerintahan transisi memerintah. Ia juga menyebutkan kalau Presiden Bashar al-Assad tidak akan memiliki peran dalam masa depan Suriah.

Sebelumnya, Saudi telah mengumpulkan beragam faksi di Suriah yang menentang Presiden Assad. Mereka berkumpul untuk menyatukan suara menjelang perundingan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement