Kamis 07 Jan 2016 16:19 WIB

Lembong Klaim Impor Beras India dan Paskistan Cegah Ketergantungan

Rep: rizkyjaramaya/ Red: Taufik Rachman
  Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto:
Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, impor beras dari Pakistan dan India diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar. Selain itu,     hal tersebut merupakan langkah pemerintah untuk mencari sumber impor beras lain atau diversifikasi.

"Selama ini impor beras kita tergantung pada Vietnam dan Thailand, oleh karena itu kita mencoba sumber-sumber importasi beras dari negara lain," ujar Thomas di Jakarta, Kamis (7/1).  

Thomas menjelaskan, impor beras dari India dan Pakistan merupakan suatu langkah untuk melakukan reformasi pengadaan sumber pangan melalui diversifikasi. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan sumber impor dari negara tertentu. "Kami khawatir ada ketergantungan sehingga harus dilakukan diversifikasi," kata Thomas.

Thomas mengatakan, dalam rapat kabinet Presiden Joko Widodo telah menyampaikan pesan khusus agar Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian bisa saling berkoordinasi untuk menjaga inflasi. Oleh karena itu, dalam jangka pendek Kementerian Perdagangan akan memprioritaskan untuk menjaga harga komoditas pangan. 

Menurut Thomas, persiapan ini perlu dilakukan karena ada kemungkinan bahwa masa panen tertunda akibat el nino. Pemerintah mewaspadai ancaman el nino yang masih akan dirasakan sampai pertengahan 2016. Selain itu, pemerintah juga mewaspadai adanya ancaman la nina yang kemungkinan akan terjadi."Cuaca masih mengancam, sehingga kita harus kerja keras untuk mengantisipasi lonjakan harga," kata Thomas. 

Thomas mengatakan, fokus pemerintah saat ini mempertahankan momentum rendahnya angka inflasi yang mencapai 3,3 persen. Menurutnya, hal ini adalah momentum yang baik, apalagi harga beras premium secara regional cukup terjada dengan baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement