REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengundang polemik. Munaslub yang direncanakan menyelesaikan konflik di partai tersebut akan menyudutkan posisi Aburizal Bakrie dan kepengurusan hasil Munas Bali.
"Wacana munaslub akan mempertemukan kepentingan dua kelompok di Partai Golkar yang bertentangan dengan Aburizal Bakrie, yaitu kubu Munas Ancol dan faksi baru dari kepengurusan Munas Bali yang dikomandoi Akbar Tanjung," kata Said Salahudin melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Jumat (8/1).
Bila kelompok Akbar bersekutu dengan kubu Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono dalam munaslub, menurut Said, hal itu akan menjadi ancaman serius bagi kubu Aburizal Bakrie. Menurut Said, satu-satunya peluang Aburizal Bakrie hanyalah putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang menguatkan putusan pengadilan tinggi yang mengesahkan kepengurusan hasil Munas Ancol.
"Bila MA segera mengeluarkan putusan yang memperkuat putusan pengadilan tinggi, Partai Golkar kubu Munas Ancol dan faksi-faksi baru yang muncul di kepengurusan hasil Munas Bali tidak akan bisa berbuat banyak," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol Agung Laksono mewacanakan munas sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik kepengurusan di partai tersebut. "Setidak-tidaknya dari berbagai opsi yang muncul dan akan ditetapkan, menurut saya yang paling baik adalah melaksanakan munas," katanya.