REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengurus Partai Golkar yang saat ini terbelah harus dapat melakukan konsolidasi terlebih dahulu sebelum digelar musyawarah nasional (munas).
"Yang disetujui perlunya ada munas. Bukan munas bersama tetapi satu munas, tetapi sebelumnya pengurusnya mesti dikonsolidasi," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin.
Mengenai dua petinggi Golkar, yaitu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie yang diundang Presiden Joko Widodo pada Senin ini, Wapres mengatakan hal itu terkait proses perdamaian.
Ketika wartawan menanyakan mengapa Jusuf Kalla yang merupakan mantan Ketua Umum Partai Golkar tidak ikut, Wapres menyatakan bahwa kali ini biarlah diserahkan Presiden karena dirinya juga telah sering bertemu kedua kubu yang berseteru di dalam Golkar.
Jusuf Kalla juga menyatakan bahwa pembicaraan antara Presiden dengan Agung Laksono serta Aburizal Bakrie tidak terkait dengan isu perombakan kabinet.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan Partai Golkar segera bersatu kembali dengan mengakhiri perseteruan antara kubu Munas Jakarta pimpinan Agung Laksono dan kubu Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie.
"Kedua belah pihak harus bersatu membuat tata tertib menuju musyawarah nasional," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (7/1).
Menurut Jusuf Kalla, bila tidak bersatu atau kompak kembali maka besar kemungkinan terdapat permasalahan lagi pada masa mendatang.
Untuk itu, ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, harus ada rekonsiliasi ke arah Munas Partai Golkar.
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol Jakarta Agung Laksono mengungkapkan keinginannya untuk bersatu dan bergabung dengan kubu munas Bali Aburizal Bakrie melalui cara yang adil.
"Kami memang beda pendapat tapi kami mencintai sebuah persatuan. Kami ingin rekonsiliasi, kami ingin bersatu kembali tapi dengan cara yang 'fair', dengan cara yang adil," kata Agung di kediamannya di Jakarta, Selasa (5/1) malam.
Menurut Agung, cara rekonsiliasi yang paling baik ialah dengan mengadakan munas untuk memilih kembali pimpinan Partai Golkar yang baru.