REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebelum pergi, Faradina Ilma meninggalkan empat lembar surat yang ditujukan untuk kedua orang tuanya. Isi surat tersebut menggambarkan pandangan Faradina tentang situasi keberagamaan masyarakat saat ini.
Dalam pembukaan surat yang diterima Republika.co.id dari keluarganya, Faradina terlebih dulu menegaskan kepada orang tuanya bahwa kepergiannya tidak ada kaitannya dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Fara tetap pada pendirian dan tetap memilih jalan yang saya tempuh sebelumnya. Fara saat ini sudah tidak ada hubungannya dengan Gafatar. Karena saat ini, Gafatar sudah bubar, tapi sampai saat ini semangat kami masih ada dan terus menyala,” begitulah petikan paragraph pertama dalam isi surat yang ditulis Faradina di hari ketiga setelah pergi menghilang tanpa kabar.
Faradina juga membantah kabar yang berhembus tentang faham yang dianutnya. Dirinya mengatakan, kelompoknya tidak mencampuradukan agama-agama yang ada. Melainkan kelompoknya tengah memperjuangkan sistem atau hukum Tuhan di muka bumi. (Diduga Ikut Gafatar, PNS Ini Sudah 2 Bulan Menghilang).
Menurutnya, kondisi manusia saat ini tengah carut marut karena tidak menerapkan dan mengikuti sistem atau hukum Tuhan. Saat ini, kata Faradiana, manusia lebih menggunakan hukum yang dibuat oleh manusia sendiri. Lebih lanjut, Farah menjelaskan pada orang tuanya ada masa di mana ajaran Rasulullah mencapai titik akhir atau mati.