Rabu 13 Jan 2016 14:43 WIB

Gafatar Potensial Rekrut Anak Muda Labil

Rep: c35/ Red: achmad syalaby
Rohani memperlihatkan foto anak dan menantunya yang hilang setelah bergabung dengan ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/1).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Rohani memperlihatkan foto anak dan menantunya yang hilang setelah bergabung dengan ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin menilai ajaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sangat rawan dan potensial untuk merekrut anak muda yang masih labil.

Mengingat Gafatar mengajarkan kepada pengikutnya agar mereka tidak perlu menghormati orang tua kandung mereka, karena hanya orang tua biologis semata.

Din menjelaskan, Gafatar hanya wajib menghormati orang tua ideologis, yaitu para petinggi Gafatar. Tentu ajaran tersebut sangat potensial untuk membujuk anak muda yang sedang berada pada masa mencari jati diri dan biasanya berseberangan dengan orang tuanya.

"Anak muda rawan terjerat ajaran ini, karena mereka tidak perlu menghormati orang tua biologis mereka. Oleh karena itu saya menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada," katanya usai konferensi pers di Hotel Century Park, Jakarta, Selasa (13/1).

Selain itu, dia  meminta kepada pemerintah dalam hal ini aparat kepolisian dan intelijen untuk segera bertindak dan mrngusut tuntas kasus ini. Selain untuk segera menyelamatkan korban juga untuk mencegah munculnya korban yang lebih banyak lagi. Menurutnya, Gafatar sudah melakukan tindak kriminal.

Kepada organisasi kemasyarakatan serta pihak kampus, dia juga menyarankan agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan agar anggotanya tidak menjadi korban rekruitmen Gafatar selanjutnya. Mengingat Gafatar juga memiliki kepiawaian dalam membujuk korbannya untuk mengikuti aliran sesat mereka.  Dari indikasi korban yang ditemukan adalah berusia paruh baya dan kebanyakan perempuan. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement