REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meletakkan batu pertama sebagai tanda resmi dimulainya pengembangan dan pembangunan Masjid Agung Medan.
Peletakan batu pertama, Jumat (15/1) itu disaksikan anggota DPR RI Hasrul Azwar, anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Widagdo Hendro Sekoco, Sekdaprov Sumatra Utara (Sumut) Hasban Ritonga, pejabat TNI/Polri, serta sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Sumut.
Dalam peletakan batu pertama itu, Menag mengaku terharu atas spontanitas warga Sumut dalam memberikan infak untuk pengembangan dan pembangunan Masjid Agung."Mewakili pemerintah, saya menghargai setinggi-tingginya atas niat baik dan ikhtiar ini," katanya.
Menag mengingatkan kembali sabda Nabi Muhammad SAW tentang balasan bagi orang-orang yang membantu pembangunan masjid yakni berupa rumah di surga. Namun Menag mengharapkan pengembangan dan pembangunan Masjid Agung itu tidak hanya megah dalam bentuk fisik, tetapi mengabaikan nilai substansi rumah ibadah tersebut.
Karena itu, kenaziran Masjid Agung Medan diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah semata, melainkan pencerminan eksistensi Islam."Masjid harus dapat menggambarkan nilai 'rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam) dari ajaran Islam dan menjadi pusat kegiatan yang menyejahterakan masyarakat," katanya.
(Baca: Masjid Harus Futuristik).
Wakil Ketua Panitia Pengembangan Masjid Agung Medan Musa Idishah mengatakan, rumah ibadah tersebut berada di atas areal seluas 10 ribu meter persegi. Bangunan Masjid Agung selama ini memiliki luas 1.000 meter persegi yang mampu menampung 1.200 orang di bagian dalam dan 500 orang di halaman masjid.