REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Nilai perdagangan internasional Jawa Timur mengalami penurunan pada tahun 2015. Nilai ekspor Jawa Timur turun dari 18,77 miliar dolar AS pada 2014 menjadi 17,12 miliar dolar AS pada 2015, atau menurun 8,78 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menyampaikan, nilai ekspor mengalami penurunan ke tiga negara tujuan ekspor utama, yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Cina.
“Ekspor kita ketiga negara ini sangat besar, mencapa 35,5 persen dari total ekspor Jatim. Melambatnya perekonomian tiga negara ini berpengaruh terhadap turunnya permintaan mereka,” ujar Sairi dalam jumpa pers di Kantor BPS Jawa Timur di Surabaya, Jumat (15/1).
Sairi merinci, dari 10 komoditas ekspor utama non-migas, hanya kelompok barang perhiasan/permata dan ikan-udang saja yang mengalami peningkatan. Sementara sisanya, menurut dia, mengalami penurunan.
“Paling besar penurunan terjadi kelompok barang bahan kimia organik, sebesaar 37,95 persen. Selanjutnya tembaga sebesar 27,93 persen,” kata Sairi.
Sementara nilai impor Jawa Timur, Sairi menyampaikan, juga mengalami penurunan pada 2015. Transaksi impor Jawa Timur, kata dia, menurun dari 7,83 juta dolar AS pada 2014, menjadi 6,24 juta dolar AS pada 2015, atau menurun 20,31 persen.
Turunnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor, menurut Sairi, juga berimbas pada menurunnya impor Jawa Timur. Menurut dia, itu karena sebagian besar komoditas yang diimpor adalah bahan baku dan bahan penolong.
Meskipun aktivitas perdagangan internasional Jawa Timur mengalami penurunan, menurut Sairi, hal tersebut tidak berarti perekonomian Jawa Timur buruk. Sairi berpendapat, perekonomian Jawa Timur relatif stablil.