Ahad 17 Jan 2016 23:11 WIB

KP-3 Daerah akan Periksa Pupuk NPK Palsu

Kakao
Foto: KLETT.DE
Kakao

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) daerah akan diterjunkan ke lokasi/lapangan untuk memeeriksa pupuk NPK yang diduga palsu.

“Saya sudah ingatkan kepada mereka (KP-3 Daerah-red), ada informasi dugaan pupuk palsu. Informasi ini sudah disampaikan kepada masing-masing provinsi,” kata Direktur Pupuk dan Pestisida pada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Muhrizal Sarwani, di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, pihak provinsi atau kabupaten akan melakukan koordinasi dengan dinas pertanian setempat. Koordinasi diperlukan agar KP-3 dapat diterjunkan ke lapangan/lokasi yang diduga ada pupuk NPK palsu beredar untuk kegiatan tanaman kakao.

Sebelumnya, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) juga menurunkan tim untuk mengusut hal yang sama. “Paling lambat minggu kedua bulan ini tim Irjen Pertanian akan turun ke lapangan,” kata Irjen Kementan Justan Riduan Siahaan, di Jakarta, (4/1).

Justan menyatakan, sudah ada pertemuan pekan lalu guna membahas masalah tersebut. Pertemuan antara Itjen dengan beberapa kepala dinas di Sulawesi juga dihadiri pihak Ditjen Perkebunan. “Itu baru pengumpulan data umum dan baru sepihak. Jadi belum bisa dipegang,” katanya.

Pupuk NPK yang disalurkan pemerintah melalui program Gerakan Peningkatan Mutu dan Produksi Nasional (Gernas Kakao) ke sejumlah petani di Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga pupuk palsu dengan kualitas rendah. Pemerintah pusat diminta menindak tegas produsen.

Di Kabupaten Luwu, Sulsel misalnya, petani  yang menerima pupuk bantuan tersebut merasa ragu menggunakannya karena pupuk warna tanah setelah di tes dengan air ternyata tidak larut. Ini artinya pupuk tersebut palsu.

“Pupuk yang warna tanah  tidak larut dalam air,” kata Darlis pengurus Kelompok Tani Suka Makmur 1, Desa Kamanre,  Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwuk, Sulsel.

Menurut dia, pupuk tersebut sudah dibagikannya kepada anggota. Kelompok Tani Suka Makmur 1 tahun ini menerima bantuan pupuk NPK sekitar 200 karung pupuk Gernas Kakao dengan kemasan 25 kilogram/karung yang di produksi PT Bunga Tani, Jawa Timur.

Dugaan palsu karena pupuk ini tidak larut dalam air, warnanya seperti tanah. Selain itu, fisik karung agak aneh. “Setelah kami timbang lagi, ternyata benar, beratnya kurang dari 25 kg/karung. Ini namanya penipuan dan pemalsuan,” tegasnya.

Hal yang sama juga ditemukan, di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Petani kakao yang terima bantuan pupuk tidak mau menggunakan pupuk tersebut karena diduga palsu.

Informasi dari pengurus Kelompok Tani di Desa Tadangpalie, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, menyatakan, kelompok taninya mendapatkan bantuan pupuk NPK untuk kakao sekitar 10 ton. Pupuk tersebut diterima beberapa hari terakhir dalam bentuk karung yang disegel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement