Senin 18 Jan 2016 14:57 WIB

Orang Tua Afif dan Putri Semata Wayangnya Sakit-sakitan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: achmad syalaby
  Rumah terduga teroris Sunakim alias Afifi, di Dusun Krajan I RT 01/01, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jabar, ramai didatangi tamu seperti dari kepolisian dan awak media, Senin (18/1).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Rumah terduga teroris Sunakim alias Afifi, di Dusun Krajan I RT 01/01, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jabar, ramai didatangi tamu seperti dari kepolisian dan awak media, Senin (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Orang tua terduga kasus teror bom di kawasan Thamrin, Jakarta, Sunakim alias Afif, warga Dusun Krajan, I RT 01/01, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, masih terlihat syok. Pasangan suami istri Jaenal dan Muryati ini hanya bisa mengurung diri di kamar. Kalaupun keluar kamar, jika ada tamu yang penting, seperti dari kepolisian.

Yayah atau akrab disapa Mamah Ajeng (44 tahun), kakak sepupu Afif, mengatakan, sejak mendengar kabar Afif menjadi terduga teror bom kawasan Sarinah, Jakarta, keluarga langsung syok. Imbasnya sampai saat ini, kedua orang tuanya tak mau keluar kamar jika tidak terlalu penting.

"Ibunya menangis terus sampai sakit," ujar Yayah kepada Republika.co.id, Senin (18/1). 

Tak hanya kedua orang tua Afif, anak dan istrinya yang kebetulan ada di dusun ini juga tidak pernah keluar rumah. Putri semata wayang Afif juga terserang sakit. 

Kejadian yang menewaskan Afif ini, lanjut Yayah, begitu menyakitkan hati keluarga. Mereka masih tak percaya kalau Afif yang merupakan tulang punggung keluarga itu menjadi terduga teroris. "Kami menilai, Afif anak yang baik dan sayang sama orang tua serta adik-adiknya," ujar Yayah

Kini, tulang punggung tersebut sudah tidak ada. Bahkan, menyisakan sakit di hati sebab Afif terduga teroris bom Sarinah. Beruntung, keluarga bisa ikhlas menerima kondisi tersebut.

(Baca: Saat Pindahan tak Ada yang Melihat Keberadaan Afif).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement