Senin 18 Jan 2016 15:38 WIB

Pamit Shalat Ashar, Mahasiswa Fisika UI Tiba-Tiba Menghilang

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Orang hilang - ilustrasi
Orang hilang - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI --  Seorang mahasiswa Program Studi Fisika, FMIPA UI meninggalkan rumah pada Ahad (10/1). Setelah pamit shalat asar, mahasiswa bernama Nadil Muhammad Dzakir (20) ini tak jua kembali.

Menurut ibu korban, Nurbaiti, pada saat kejadian sekitar pukul 15.30, Nadil pamit hendak menunaikan shalat asar di mushola. Orang tua tidak menaruh kecurigaan apapun, apalagi Nadil masih mengambil air wudhu di rumah.

Nurbaiti menjelaskan, di lingkungan Perumahan Bekasi Timur Permai Blok D 17 No. 4 T 04/12 Desa Setiamekar, Kec. Tambun selatan, Kab Bekasi tersebut ada dua mushola. Keduanya terletak tidak sampai 100 meter dari rumah. Nadil pergi shalat sendirian. Kebetulan pada saat itu, di rumah sedang ada tamu.

Akan tetapi, lanjut Nurbaiti, hingga malam harinya Nadil tak kunjung pulang. Orang tua Nadil pun mengaku tidak tahu ke mushola yang mana anaknya pergi. Orang-orang yang di mushola juga tidak mengetahui keberadaan Nadil.

“Saat meninggalkan rumah, ia mengenakan celana jeans warna hitam, kaos warna merah marun, sandal jepit,” kata Nurbaiti kepada Republika saat ditemui di rumahnya, Senin (18/1).

Nadil tidak membawa kartu identitas maupun alat komunikasi. Mahasiswa angkatan 2015 itu hanya membawa kartu ATM Mandiri. Nurbaiti menambahkan, Nadil sempat mengecek ATM pada malam setelah kepergiannya di Mall Summarecon Bekasi.

Tapi, dia tidak melakukan transaksi. Pada saat itu, uang di ATM tinggal 140 ribu. Sebelumnya, lanjut Nurbaiti, Nadil sempat mengambil uang dua juta rupiah. Mengetahui anaknya sempat mengecek ATM, Yasin, ayah Nadil, mengisi lagi ATM anaknya dengan uang 400 ribu rupiah.

Ia berharap lokasi anaknya bisa diketahui lewat catatan transaksi ATM. Namun, sampai sekarang belum ada transaksi. Menurut ibu korban, Nadil memang terlihat lebih tertutup dan pendiam sejak November lalu. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak pernah cerita pada kakak adiknya.

Ia tidak suka menceritakan keinginan atau kondisi yang sedang dia alami. Kedua orang tua kemudian melaporkan berita kehilangan tersebut pada 12 Januari 2016 ke Polsek Tambun, Bekasi.

Pemuda kelahiran 15 September 1995 ini terbilang cerdas. Menurut sang ibu, pada waktu SMA, Nadil pernah mengikuti Olimpiade Sains mewakili Jakarta Timur. Nadil juga acap kali menjadi bintang kelas. Ia sering diminta sekolah mewakili lomba-lomba.

Pada masa SMA, ia pernah menjadi Ketua Rohis. Sebelum masuk UI, dia sempat mengambil kuliah Jurusan Bioteknologi Sains di sebuah universitas swasta. Di tengah kemunculan kelompok-kelompok tertentu yang saat ini tengah marak, Nurbaiti tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab hilangnya Nadil.

Ia mengaku tidak menaruh kecurigaan apapun. Pasalnya, Nadil selalu menunjukkan perilaku yang baik dan penurut. “Kami berharap semoga ditemukan,” kata Nurbaiti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement