REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang harus dilestarikan. Namun pelestarian ini ternyata terhambat akan jumlah pembuat alat-alat seni tradisionalnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengungkapkan, saat ini jumlah pembuat alat-alat seni tradisional semakin berkurang.
"Ini adalah salah satu masalah yang dihadapi saat ini," ujar Anies Senin (18/1). Hal ini diungkapkannya berdasarkan keluhan salah satu pengrajin alat seni tradisional gamelan, Wahyu di Magetan, Jawa Timur.
Menurut Anies, pengrajin tersebut mengutarakan alasan mengapa jumlah pengrajin alat seni tradisional semakin berkurang dari hari ke hari. Ini karena masa depan yang tidak cukup menjanjikan bagi mereka.
Selanjutnya, Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga menjelaskan, banyaknya perantara penjualan dari pengrajin kepada pengguna alat-alat seni itu juga menjadi masalah.
Pasalnya, kata dia, kondisi jelas akan menyebabkan perbedaan yang sangat jauh pada harganya. Jika ini terjadi, maka usaha tersebut akan selalu berskala mikro.
"Makin sedikit tenaga kerja yang bisa terserap, percepatan pertumbuhannya juga tidak baik. Akibatnya usaha kita untuk mengembangkan alat-alat musik tradisional itu menjadi sulit," ucap Perintis Program Indonesia Mengajar ini.
Dengan adanya situasi demikian, Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini menerangkan, pihaknya berusaha untuk bisa membuat petunjuk teknis terkait pengembangan alat-alat seni tradisional tersebut ke depannya. Hal ini diharapkan bisa membantu pengrajin alat seni tradisional Indonesia terbantu dan kesenian Indonesia bisa terus terlestarikan.
Untuk saat ini, menurut Anies, minat dan permintaan yang cukup harus dipastikan terlebih dahulu. Hal yang pasti, tambah dia, masyarakat bersama pemerintah harus memikirkan bersama mengenai regenerasi bagi pengrajin-pengrajin alat seni tradisional tersebut.