Selasa 19 Jan 2016 20:25 WIB

PBB: ISIS Kemungkinan Lakukan Genosida di Irak

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS
Foto: VOA
Pasukan Irak melawan gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB merilis laporan terbaru terkait jumlah korban ISIS di Irak sejak 1 Januari 2014 hingga 31 Oktober 2015, Selasa (19/1). PBB menyebut jumlahnya masih mengejutkan. Sedikitnya 18 ribu warga sipil tewas di sana.

Sekitar 3,2 juta orang terpaksa mengungsi meski masih di wilayah internal. PBB menuduh ISIS melakukan kekerasan sistematis melawan kemanusiaan dan kemungkinan genosida.

Kekerasan juga diduga dilakukan oleh pasukan pemerintah, militan, dan pasukan Kurdi. Komisioner tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan laporan ini menggambarkan kenapa penduduk Irak ingin melarikan diri ke Eropa atau wilayah lain.

"Ini adalah horor yang mereka hadapi di tanah kelahiran," kata dia, dikutip BBC, Selasa (19/1). Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Misi Bantuan PBB untuk Irak dan Kantor Komisi Tinggi untuk HAM ini ditulis berdasarkan wawancara pengungsi, korban, penyintas, dan saksi.

Jumlah tepatnya adalah 18.802 korban tewas dan 36.245 terluka. Angka ini kemungkinan besar lebih tinggi. Sebagian besar berasal dari provinsi Anbar yang diduduki ISIS. Setengahnya tewas di provinsi Baghdad karena ledakan bom.

Meski angka ini cukup mengejutnya, jumlahnya dinilai masih di bawah korban saat pemberontakan sektarian Irak pada 2006-2007. "ISIS terus melakukan kejahatan sistematis dan meluas, juga melanggar hukum HAM internasional dan hukum kemanusiaan," katanya.

Laporan menyebutkan bahwa ISIS melakukan tindakan mematikan seperti penembakan, pemenggalan, menggilas dengan buldozer, membakar hidup-hidup hingga melemparkan mereka dari atas gedung. ISIS juga tercatat menculik sekitar 900 anak-anak untuk didoktrin jadi pasukan militer.

Perempuan dan anak-anak juga jadi sasaran kekerasan seksual. Perwakilan khusus PBB untuk Irak, Jan Kubis mengatakan pemerintah harus melakukan segala cara untuk menegakkan hukum melawan ISIS. "ISIS terus membunuh dan mengusir penduduk Irak karena penderitaan yang tak tersampaikan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement