Rabu 20 Jan 2016 11:52 WIB

Harga Daging Sapi Bakal Melambung Tinggi, Mengapa?

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Warga memadati pasar untuk membeli daging sapi.
Warga memadati pasar untuk membeli daging sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Setiap sapi yang dipotong dikabarkan terkena pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen. Penyuplai dan para pedagang daging sapi menilai penerapa PPN tersebutlah yang membuat harga daging sapi mahal. Bahkan sekarang sejumlah pedagang sapi di Tasikmalaya mogok berjualan akibat harga daging sangat mahal.

Harga normal daging sapi Rp 97 ribu per kilogram. Namun sudah sekitar lima bulan lebih harga daging sapi bertahan di kisaran Rp 105 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram. Bahkan, berdasakan hasil monitoring harga di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya pada awal pekan ini, harga daging sapi sudah mencapai Rp 120 ribu per kilogram. 

"Harga jual daging sapi dari para pedagang di pasar nanti diperkirakan akan jatuh di kisaran Rp 135 ribu per kilogram," kata penyuplai sapi di Tasikmalaya, Dede Reva kepada Republika.co.id, Rabu (20/1).

Menurut Dede, jika harga daging sapi mahal, penjual daging dan masyarakat yang paling terkena dampaknya. Pihak perusahaan seperti importir dan penyuplai sifatnya hanya mengalirkan saja. Jadi yang terkena dampak akhir adalah pembeli terakhir.

Dede mengungkapkan, dengan harga yang sekarang saja sudah berat. Tak heran  omzet pedagang menurun karena pembeli berkurang. "Kalau diberlakukan lagi PPN sebesar 10 persen, tidak tahu akan seperti apa nasib para pedagang di pasar," ujarnya. 

Setiap importir yang akan menjual sapi kepada penyuplai, setiap ekor sapinya dikenakan pajak 10 persen. Secara otomatis harga jualnya naik. Dede mengatakan, saat ini harga jual daging sapi di pasaran sekitar Rp 115 ribu per kilogram.  Maka, setelah dikenakan  pajak PPN sebesar 10 persen, harganya menjadi Rp 126.500 per kilogram. Jadi nilai jual amannya jatuh di kisaran Rp 135 ribu (per kg).

"Harga daging sapi di pasar pasti naik kalau harga awalnya dari importir naik," ujar Dede.

Pedagang daging sapi di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Tina Juwita Fadillah juga mengeluhkan mahalnya harga daging. Ia mengungkapkan, kalau harga daging naik Rp 1.000 masih wajar. Tapi kali ini naiknya sampai Rp 10 ribu. Sementara, pedagang harus menjual dengan harga tetap karena pembeli seperti tukang bakso tidak mau membeli daging dengan harga mahal.

Beberapa hari yang lalu Tina mengaku rugi besar karena pembeli berkurang dan menuntut harga murah. Sampai saat ini ia juga tidak tahu kenapa pemerintah menerapkan pajak PPN yang mengakibatkan harga daging sapi menjadi sangat mahal. "Kenaikan harga daging sapi kali ini gak wajar banget dan benar-benar terasa sangat memberatkan," kata Tina.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement