Kamis 21 Jan 2016 17:10 WIB

Salah Farah, Rela Mati untuk Persaudaraan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Milisi  Al-Shabaab dan pemerintah transisi Somalia saling klaim kebenaran.
Foto: NET
Milisi Al-Shabaab dan pemerintah transisi Somalia saling klaim kebenaran.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Salah Farah tak gentar, kala segerombolan anggota pemberontak Al-Shabaab menghentikan bus yang ditumpanginya. Setelah militan tersebut meminta penumpang Muslim dan Kristen memisahkan diri, Farah justru lantang menantang mereka.

"Kami meminta mereka (Al-Shabaab) membunuh kami semua atau meninggalkan kami," kata guru yang juga wakil kepala sekolah di Kenya tersebut beberapa waktu lalu, seperti dilansir The Independent, Rabu (20/1).

Farah masih bisa bercerita, bahwa setelah ucapannya tersebut militan langsung menembaknya, seorang anak yang ia lindungi dan seorang pria lain berusaha melarikan diri dari bus. Militan akhirnya membiarkan bus pergi, meski sebelumnya menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya, termasuk Farah.

"Mereka mengatakan kepada kami jika kalian seorang Muslim, maka aman,"

kata Farah kepada BBC.

Setelah itu, ayah lima anak itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit setempat. Farah kemudian diterbangkan ke Nairobi, ibu kota Kenya, untuk mendapat perawatan spesialis tepat pada hari Natal.

Sayang, nyawanya tak terselamatkan. Para pejabat mengatakan kepada surat kabar The Star bahwa ia meninggal pada Ahad (17/1), akibat komplikasi serius dari cedera yang dialaminya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement