Jumat 22 Jan 2016 07:53 WIB

Wayan Mirna, Pekerja Keras Korban Kopi Maut

Rep: c30/ Red: Teguh Firmansyah
Kafe Olivier tempat Wayan Mirna meminum kopi dan tak lama kemudian ditemukan meninggal.
Foto: C30
Kafe Olivier tempat Wayan Mirna meminum kopi dan tak lama kemudian ditemukan meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wayan Mirna Salihin di mata ayahnya, Darmawan Salihin, merupakan anak perempuan yang baik. Hanya saja, nasib baik tidak berpihak padanya. Ia meninggal dengan cara tragis dan misterius pada usianya yang ke-27 tahun.

"Dia anak yang baik, sehat sekali," ujar Darmawan seusai memberikan keterangan sebagai saksi di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (21/1).

Darmawan, meski tak begitu ambil pusing dengan urusan anak-anaknya, dia tahu jika Mirna mempunyai teman-teman yang banyak. "Dia anak yang baik dan banyak temannya," katanya lagi.

Namun, saat ditanya perihal mungkinkah semasa hidupnya Mirna pernah memiliki musuh, Darmawan mengelak. Menurut dia, kehidupan putrinya wajar-wajar saja. Dia juga menepis tentang adanya teror yang diterima putrinya.

"Tidak, dia memang keras kepala," jawabnya saat ditanya perihal watak anaknya yang tertutup.

Lalu, ia berujar jika semasa hidup Mirna dikenal sebagai anak yang rajin dan pekerja keras. Dia bekerja layaknya karyawan biasa di perusahaan ayahnya sendiri. Melihat bagaimana Mirna sangat rajin, Darmawan sudah percaya dan berencana untuk memberikan salah satu anak perusahaannya kepada Mirna.

"Baru saja saya berikan salah satu untuk dikelola Mirna, tapi belum sempat berjalan, Mirna udah...," ujarnya sore itu di lapangan parkir PMJ.

Saat ini, Darmawan berharap agar pelaku yang memasukkan sianida dalam minuman anaknya agar segera terungkap. Dengan begitu, hukum benar-benar ditegakkan dan tidak akan ada lagi pelaku yang bermain-main dengan benda berbahaya tersebut karena polisi akan terus memburunya.

Perlu diketahui, Mirna, Hani, dan Jessica berniat kumpul di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari 2016. Jessica lebih dulu datang sekitar pukul 16.09 WIB dan memesan tiga minuman untuk dirinya dan kedua temannya.

Kemudian 51 menit berlalu, Mirna dan Hani datang ke kafe tersebut. Tanpa rasa curi dan sebagainya, Mirna langsung saja menyeruput minuman yang telah tersedia di meja. Sontak Mirna langsung berujar, "It's awfull it's so bad."  Tak lama setelah itu, dia mengibas-ngibaskan kedua telapak tangannya pada wajah, lalu kejang dan dari mulutnya keluar busa.

Baca juga, Kasus Kopi Maut, Kombes Krishna Tantang Pengacara Jessica.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement