REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dan Humas Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, Kasandra Putranto, mengingatkan agar masyarakat mewaspadai bergulirnya isu konseling lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di kalangan kampus. Dia mengingatkan adanya celah teror mental kepada masyarakat atas isu ini.
"Isu ini bisa jadi bentuk teror secara mental kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat resah dan takut," kata Kasandra kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (22/1).
Sebab, fenomena LGBT di kampus sudah ada sejak 90-an. Saat itu, kaum LGBT masih tertutup dalam mengungkapkan identitasnya. Kondisi tersebut berbeda dengan fakta saat ini di mana kaum LGBT lebih terbuka mengungkapkan jati dirinya.
"Sejak dulu, kaum LGBT sudah ada. Jika isu ini kemudian mencuat, saya menilai ada kepentingan dari kelompok tertentu. Sebab, tidak hanya di satu kampus, ada kampus lain yang juga disebut-sebut memiliki kelompok konsultasi LGBT," kata psikolog klinis dan forensik ini. (UI Bakal Perangi LGBT di Kampus).
Sebelumnya, sebuah poster yang beredar di media sosial maya menghebohkan netizen pada Kamis (21/1). Poster menjelaskan sejumlah mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) menawarkan jasa konseling untuk kaum LGBT.
Akibatnya, berbagai respon negatif bermunculan atas beredarnya poster itu. Pihak UI telah melarang keras kelompok SGRC menyertakan logo kampus dalam aktivitasnya. SGRC pun merespons dengan mencoba berkomunikasu dengan pihak humas UI.