REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Isu radikalisme dinilai perlu mendapatkan perhatian. Utamanya, bagi para kepala daerah.
Gubernur Banten Rano Karno mengungkapkan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso telah memberikan peringatan isu radikalisme yang mungkin terbawa ke wilayah Banten. Hal itu terkait dengan rencana kepulangan sekitar 100 orang warga negara Indonesia dari Suriah, yang kemungkinan akan dilakukan dalam waktu dekat.
Rano menerangkan kalau dari 100 orang yang akan kembali ke Indonesia, sekitar 24 orang merupakan warga yang akan kembali ke Banten, yang memang harus menjadi salah satu fokus pemikiran pemerintah daerah. Selain itu, ia turut menjelaskan soal rencana kepulangan lebih dari 1.000 orang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), dari Kalimantan menuju Semarang.
Demi menjaga daerah Banten untuk terbebas dari paham-paham radikal, ia menekankan tindakan pembinaan kepada mereka yang direncanakan kembali. Namun, Rano mengingatkan kepada masyarakat, khususnya warga Banten, agar dapat menerima mereka yang akan kembali dari Suriah maupun dari Kalimantan.
"Kita harus terima mereka dengan baik, berikan kesempatan kepada mereka," kata Rano, Jum'at (22/1)
Meski jumlah orang-orang yang diperkirakan kembali ke Banten tidak sebanyak daerah lain, Rano menegaskan kewaspadaan dan perhatian harus terus diberikan semua pihak. Rano mengaku masih terus berharap, agar semua elemen yang ada dapat menjaga kenyamanan dan ketentraman di Banten maupun di Indonesia.