REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie telah meninggalkan Koalisi Merah Putih (KMP). Pasalnya, Aburizal telah menyatakan dukungannya kepada pemerintah.
Pangi menilai peryataan Ical dalam pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta. "Pada akhirnya Aburizal menyerah dan ditaklukkan oleh sebuah realitas dan konstelasi politik," kata Pangi melalui pesan singkat, Senin (25/1).
Pangi mengatakan, faktor politik dan kekuasaan sangat dominan. Menurut dia, kekuasaan politik masih berada di atas supremasi hukum, namun pada akhirnya tinggal menunggu waktu bagi Aburizal untuk meletakkan jabatan Ketua Umum Golkar.
"Memang tidak pernah berada di luar kekuasaan. Tapi, pertanyaan retorisnya mengapa dari awal ARB terlihat ngotot berada di luar kekuasaan? ARB dari awal sudah sesat politik," kata Pangi. (Golkar Munaslub, 6 Nama Ini Masuk Bursa Calon Ketum).
Seharusnya, lanjut Pangi, dari awal Aburizal mendukung pemerintah. Ia menilai, bila hal tersebut dilakukan, maka posisi Aburizal tentu aman dan tidak akan digoyang.
"Kita sangat yakin tidak akan ada Munas Ancol, Kemenkumham tidak akan mengantung pengesahan Munas Bali kalau posisi Golkar mendukung pemerintah," katanya.
Pangi menambahkan, sejauh ini, Aburizal tengah memainkan gaya politik tegang-tegang kendor dan sikap politik kontraproduktif. Di satu sisi, menurut Pangi, Ical mengatakan bahwa konflik internal sedang berjalan. Tetapi, fakta menyatakan bahwa kemenangan munas Bali sudah di depan mata, proses hukum memang belum tuntas dan masih menunggu putusan Mahkamah Agung untuk disahkan segera oleh Menkumham.
Namun di sisi lain, ARB mendukung segera diselenggarakannya Munaslub sembari membangun konsolidasi politik. "Apakah Aburizal akan benar-benar patuh dan loyal pada hasil putusan Munaslub? Bagaimana kalau kemudian putusan Munaslub tidak memilih lagi Aburizal sebagai ketua umum Partai Golkar?" kata Pangi.