REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita duka menyelimuti kantor Kemenpora. Salah satu anggota Tim Transisi yang menggantikan peran PSSI untuk semetara, Djoko Susilo mengembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (26/1), sekitar pukul 12.00 WIB.
Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss itu meninggal dunia karena serangan jantung. Saat ini jenazah almarahum masih berada di Rumah Sakit Ali Sibro, Jalan Warung Silah, Jakarta Selatan.
Djoko Susilo meninggal dunia dalam usia 54 tahun. Pria kelahiran Boyolali, 6 Juli 1961, cukup peduli dengan sepak bola Indonesia. Almarhum pernah bertandang ke markas FIFA untuk menemui Joseph Sepp Blatter saat terjadi kisruh PSSI pada 2011.
"Innalillahi wa innailahi rojiun, telah meninggal dunia teman kta Bapak Djoko Susilo. Mantan Dubes Swiss, mohon doa semoga khusnul khotimah," bunyi pesan singkat dari Deputi V sekaligus menjabat bidang komunikasi publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, Selasa (26/1).
Sejauh ini, Djoko Susilo adalah anggota Tim Transisi yang paling kritis terhadap PSSI. Salah satu pernyataan kontraversialnya adalah menyebut PSSI dan klub Liga Super Indonesia (ISL) sebagai sarang mafia dan tempat pencucian uang. Akibatnya, Djoko Susilo sempat dilaporkan ke Bareskrim oleh salah satu simpatisan PSSI.
Bahkan, sebelum meninggal dan sudah tidak lagi bertugas sebagai Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo tetap aktif mengkritisi PSSI.
Hingga akhirnya Kemenpora menjatuhkan sanksi administratif terhadap PSSI, tepat satu hari sebelum La Nyalla Mahmud Mattalitti. Djoko Susilo kemudian masuk ke dalam Tim Transisi.