REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepergian Djoko Susilo cukup mengagetkan koleganya di Tim Transisi, Gatot S Dewa Broto. Pria yang kini menjabat sebagai juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu tak menyangka jika Djoko Susilo begitu cepat menghadap kepada yang Maha Kuasa.
Selama hidupnya, Gatot menilai jika Djoko Susilo memiliki dedikasi tinggi terhadap persepakbolaan Indonesia. Bahkan dia yang paling berani mengkritisi PSSI. Tidak hanya itu, Djoko Susilo konsisten dan ia juga selalu siap menanggung resiko dalam menjalankan tugasnya.
Tahun lalu, mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Swiss itu sempat mau dilaporkan ke pihak berwajib oleh beberapa klub Liga Super Indonesia (ISL). Hal itu terjadi setelah Djoko Susilo menganggap PSSI dan klub ISL sebagai sarang mafia.
"Alhamdulillah dia orangnya konsisten dan penuh ide cemerlang untuk persepakbolaan Indonesia," kata Gatot saat dihubungi melalui seluler, Selasa (26/1).
Bahkan satu pekan sebelum meninggal, Djoko Susilo sempat menggulirkan ide-ide bagus untuk sepak bola Indonesia, termasuk pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Kemudian saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun lalu, almarhum juga menggagas Asia-Afrika World Championship.
Menurut Gatot, ide almarhum terinspirasi dari Bung Karno. "Mumpung asia afrika ini sedang bangkit kepada tidak coba digulirkan, walaupun itu bukan hal yang mudah," tambah Gatot.
Hanya saja, menurut Gatot akhir-akhir sebelum almarhum wafat, sia mudah lelah, kemungkinan hal itu terjadi dampak sakit yang dideritanya. Almarhun meninggal dunia dalam usia 54 tahun, akibat serangan jantung.
Pria kelahiran Boyolali, 6 Juli 1961, itu jusa sangat peduli dengan sepak bola Indonesia. Terbukti almarhum pernah bertandang ke markas FIFA untuk menemui Joseph Sepp Blatter saat kisruh PSSI pada 2011.