REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan dari Institutes for Study of War and American Enterprise Institute menyatakan afiliasi Alqaidah di Suriah yaitu kelompok Jabhat al-Nusra menjadi ancaman lebih besar untuk Amerika Serikat dalam jangka panjang daripada ISIS.
Hal ini membuat Amerika Serikat yang sebelumnya fokus pada kelompok ISIS harus segera merubah strategi mereka.
"Dalam jangka panjang Al-Nusra jauh lebih berbahaya untuk AS daripada ISIS," menurut penulis laporan tersebut seperti yang dilansir CNN, Selasa (26/1).
Laporan ini mengkritik strategi Amerika yang masih ISIS-sentris, laporan ini menyatakan setiap strategi yang mengenyampingkan Jabhat al-Nusra akan gagal mengamankan tanah Amerika.
Namun, kepala staf Angkatan Darat AS, Jenderal Mark Milley, dalam pidatonya mengatakan, hanya Rusia merupakan potensi ancaman "eksistensial". Ini karena kepemilikan senjata nuklir besar yang mampu menyerang AS.
Laporan tersebut juga menyatakan, serangan ISIS dan al-Nusra bisa mengancam ekonomi global dan memprovokasi masyarakat Barat untuk memaksakan kontrol pada kebebasan sipil dan dapat merusak nilai-nilai dan cara hidup Amerika.
Baca juga, ISIS Berbahasa Melayu Ancam Malaysia.
Para penulis laporan tersebut adalah Fred Kagan, seorang arsitek gelombang strategi di Irak pada 2007. Ia adalah orang yang meningkatkan pasukan Amerika dan melibatkan suku-suku lokal untuk menstabilkan negara tersebut.
Selain itu ada Kimberly Kagan, mantan penasihat strategi Jenderal David Petraeus di Afghanistan dan presiden dari Institute for the Study of War.