REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengaku resah dengan kisruh yang berkembang saat ini menyangkut lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Keberadaan mereka tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama.
“Kita prihatin dan khawatir, ini bisa disebut abnormal dari sisi agama dan memang tidak boleh seperti itu,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (27/1).
(Baca: Provinsi dengan Jumlah LGBT Terbanyak).
Ia menuturkan, perilaku menyimpang tersebut harus dicek apakah memang benar terjadi secara alami atau akibat penyimpangan sosial. Menurutnya, bisa saja seorang saat lahir normal, tapi karena faktor lingkungan serta kurangnya norma-norma sosial hingga menyebabkan terjadi perilaku seperti itu.
Menurutnya, peran serta tanggung jawab yang besar berada di tangan keluarga dalam pembentukan karakter dan perilaku. Selain itu, fenomena tersebut harus dikaji, terutama di NTB, sebab trennya cenderung mengalami peningkatan.
Amin mengatakan, terdapat perubahan nilai serta dekadensi moral dan menurunnya pemahaman keagamaan sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan. Sementara itu, klaim para LGBT yang mengatasnamakan HAM tidak sesuai. Sebab, HAM tidak lantas berperilaku sebebas-bebasnya.
“Soal HAM itu gak bisa sebebas-bebasnya. Orang lahir kita sudah diikat oleh norma-norma sosial, agama, dan kebudayaan. Perkuat institusi keluarga,” ungkapnya.