Kamis 28 Jan 2016 06:10 WIB

Dishub Bekasi Segera Revisi Tarif Parkir Agar Lebih Adil

Parkir liar di pinggir jalan (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Parkir liar di pinggir jalan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, menargetkan peraturan daerah terkait perparkiran kendaraan di wilayah setempat rampung pada 2016.

"Saat ini progresnya masih di Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena ada revisi sedikit terkait tata bahasanya. Tahun ini kami prediksi sudah bisa diterapkan," kata Kepala Seksi Parkir Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Johan Budi Gunawan di Bekasi, Rabu (28/1).

Menurut Johan, Perda tersebut akan mengatur saputar hak dan kewajiban masyarakat terkait aktivitas perparkiran di Kota Bekasi. "Misalnya, kalau pengendara sifatnya hanya mengantar (drop) penumpang saja di area mal, masa harus bayar tarif umum Rp 3 ribu pada jam pertama. Nantinya pengemudi hanya akan dikenakan tarif parkir pengganti karcis parkir yang tentunya lebih murah," katanya.

Selain itu, Perda itu juga mengatur perihal besaran tarif parkir dari masing-masing zona, seperti mal, ruko, parkiran tepi jalan, dan lainnya. "Akan ada tarif parkir minimal dan maksimal, agar tarif yang kini berlaku tidak lagi bervariasi antara mal yang satu dengan yang lain, begitu pula zona lainnya," katanya.

Menurut Johan, di Perda tersebut juga diatur tentang sejumlah lokasi yang dilarang ada penarikan tarif parkir. Di antaranya instansi pemerintah, tempat ibadah, sarana pendidikan, dan lainnya.

Selain melindungi hak masyarakat, kata dia, Perda itu juga akan melindungi pendapatan pemerintah. "Pihak swasta yang berkepentingan dengan zona parkir akan kita buat komitmen dengan Pemkot Bekasi dan kita perpanjang setiap tahunnya bila memenuhi kriteria," ucap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement