Kamis 28 Jan 2016 17:02 WIB

Wartawan Al Jazeera yang Diculik di Yaman Dibebaskan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Al Jazeera
Al Jazeera

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sekelompok wartawan Al Jazeera yang menghilang 10 hari lalu di Yaman telah dibebaskan oleh penculik.

Koresponden Hamdi al-Bukhari, juru kamera Abdulaziz al-Sabri dan pengemudi Moneer al-Sabai diculik saat mengambil gambar di kota yang terkepung dari Taiz. Reporter Tanpa Batas menyebut Yaman salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi wisatawan. Setidaknya 17 pekerja media ditangkap oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Laman Al Jazeera, Kamis (28/1), melaporkan identitas para penculik itu masih belum jelas, namun tulisan Hamdi di laman Facebooknya setelah pembebasannya menduga pelaku penculikan adalah pemberontak Houthi. Gerakan Houthi yang menguasai sebagian utara Yaman, termasuk ibu kota Sanaa mencoba menahan pasukan pemerintah dan pasukan koalisi Arab mengambil kota strategis di pusat Yaman.

Taiz menjadi titik konflik sejak 2015 setelah pasukan Houthi menyapu selatan negara itu dan mengambil kota pelabuhan Aden. Houthi juga memaksa Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi untuk melarikan diri.

Intervensi oleh koalisi negara-negara Arab dan Muslim yang dipimpin oleh Arab Saudi menguasai Taiz dan akan memungkinkan pasukan pro-pemerintah maju menguasai Sana'a. Setelah mengambil ibu kota, pasukan pro-pemerintah selanjutnya ke benteng Houthi dekat perbatasan Saudi.

Pengepungan yang terjadi menyebabkan krisis kemanusiaan di kota. Rumah sakit kehabisan persediaan dan langkanya makanan bagi penduduk.

 

Baca juga:

Lima Perempuan Ledakkan Diri di Pasar Chibok

Menengok Kapal Perang Australia di Tepi Laut Jakarta

Sejarah Hari Ini: Pasangan Remaja Berdarah Dingin Lakukan Pembunuhan Berantai

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement