REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Golkar yang akan maju ke Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) memiliki latar belakang berbeda. Ada yang dari aktivis atau pengusaha.
"(Kelebihan) Kalau aktivis pemahaman sosialnya lebih baik. Namun kalau pengusaha kemungkinan pengelolaan organisasinya lebih baik," kata Pengamat Politik Indobarometer, M Qodari menyikapi persoalan penting atau tidak ketum Golkar nanti dari saudagar atau bukan, Jumat (29/1).
Sementar kekurangan masing-masing juga ada. Seperti aktivis dengan masalah pengelolaan organisasinya. Sebab sering mengabaikan manajemen administrasi di dalam pengelolaan organisasi.
Kemudian jika pengusaha kekurangannya sering pragmatis. Ke depannya mereka dapat mengelola partai seperti perusahaan. Kalau perusaahaan bisa dijalankan sendiri, namun partai harus musyawarah dan mendengarkan banyak pihak.
Untuk yang dibutuhkan Golkar saat ini, dia menyerahkan kepada mereka. Qodari enggan berkomentar siapa yang paling kompeten untuk menduduki calon ketum Golkar. "Organisasinya profesional atau rapi, tapi kemudian penguasaan sosial politiknya juga bagus. Dua-duanya harus ada," kata dia.
Kader muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, calon ketua umum Partai Golkar tidak harus seorang pebisnis atau saudagar yang mampu membiayai berjalannya roda organisasi.
Baca juga, Seharusnya tak Ada Lagi Kubu Kubuan di Golkar.