REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dua bocah laki-laki warga Kampung Legok, Desa Sukamanah, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, Jumat (29/1), ditemukan tewas mengambang di dalam kolam renang milik seorang warga diduga akibat tersengat aliran listrik yang terkelupas dari mesin pembersih air.
Peristiwa tersebut berawal ketika Rifa, Rival dua bocah tewas dan tujuh temannya bermain di dalam kolam renang milik Irna yang baru setengah terisi air. Saat asik berenang mereka tidak menyadari ada kabel mesin pembersih air kolam yang terkelupas, sehingga langsung menyengat kesembilan bocah tersebut.
"Kami mendengar suara jeritan dari dalam kolam milik seorang warga yang baru diisi air itu. Warga langsung berhamburan ke lokasi dan berusaha menyelamatkan sembilan bocah yang menjerit kesakitan seperti tersengat," kata Yuda seorang saksi mata warga sekitar.
Bahkan ungkap dia, beberapa warga sempat limbung ketika berusaha mengeluarkan tubuh bocah tersebut dari dalam kolam renang. Tujuh orang diantaranya ungkap dia, berhasil diselamatkan meskipun tubuh mereka sempat membiru akibat tersengat aliran listrik.
Sedangkan dua lainnya, Rifa dan Rival yang berada di tengah-tengah kolam renang, meregang nyawa karena terlambat diangkat dari dalam kolam renang."Warga kesulitan menjangkau tubuh kedua korban itu, sehingga keduanya tewas meregang nyawa dengan kondisi tubuh membiru," katanya.
Selang beberapa saat setelah jasad korban berhasil diangkat, warga bersama petugas menemukan kabel yang terkelupas dan langsung masuk ke dalam kolam renang, sehingga ketika sembilan bocah masuk ke dalam langsung tersengat dan berusaha untuk keluar sambil menjerit minta tolong.
"Pemilik juga tidak tahu kalau ada kabel dari mesin pembersih air kolam terkelupas dan masuk ke dalam kolam. Jasad korban rencananya akan dikebumikan di pemakaman umum di kampung ini," katanya.
Sejumlah petugas dari Polsek Cianjur, langsung melakukan olah TKP guna mengungkap penyebab tewasnya kedua bocah tersebut, dengan meminta keterangan saksi pemilik kolam renang dan warga sekitar.
"Kesaksian tujuh bocah lainnya belum bisa dilakukan karena masih syok dan sedang menjalani perawatan," kata seorang petugas yang minta namanya tidak dicantumkan.