Jumat 29 Jan 2016 20:42 WIB

Pagar Portabel Malioboro Dibongkar

Red: Yudha Manggala P Putra
 Jalan Malioboro di Yogyakarta.
Foto: Antara/Noveradika
Jalan Malioboro di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta membongkar pagar portabel yang terpasang di sepanjang Jalan Malioboro sisi timur dan berharap masyarakat di Malioboro tertib dengan tidak memanfaatkan trotoar pembatas jalan untuk parkir liar.

"Pagar sudah dibongkar pada Jumat (29/1) dini hari. Ada beberapa alasan mengapa pagar portabel itu akhirnya dibongkar," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Jumat (29/1).

Menurut dia, pembongkaran pagar portabel berwarna jingga cerah yang terpasang sejak akhir Desember 2015 tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa pagar yang terpasang adalah benar pagar portabel.

"Artinya, pagar itu bisa dibongkar apabila memang sudah tidak dibutuhkan dan bisa dipasang kembali jika dibutuhkan. Pagar ini bukan pagar permanen," kata Haryadi.

Pembongkaran pagar juga dilakukan bertepatan dengan akhir pekan guna memberikan ruang yang lebih banyak kepada wisatawan di Malioboro untuk memanfaatkan ruang publik yang ada.

Sebelumnya, pagar pembatas tersebut dipasang di sepanjang trotoar pemisah antara jalur lambat dan jalur cepat di Jalan Malioboro.

Pemasangan pagar pembatas dilakukan untuk mencegah terjadinya parkir liar, baik parkir kendaraan bermotor, becak maupun gerobak pedagang kaki lima (PKL) di trotoar pembatas jalan.

"Kita lihat apakah masyarakat bisa tertib mengikuti aturan jika pagar tersebut sudah dilepas. Keberadaan parkir liar di jalur pembatas tersebut sangat merepotkan karena Malioboro menjadi tidak tertib," katanya.

Secara umum, Haryadi justru berharap tidak ada pagar pembatas apapun di Malioboro asalkan seluruh pihak bisa tertib mengikuti aturan yang ditetapkan sehingga kawasan utama wisata tersebut bisa semakin aman dan nyaman bagi wisatawan.

Pagar tersebut, lanjut dia, juga bukan hanya menjadi milik Malioboro saja tetapi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain misalnya digunakan sebagai pembatas jalan apabila ada kegiatan pawai atau karnaval. Ia juga menampik jika pembongkaran pagar pembatas tersebut dilakukan karen ada tekanan publik. "Jika ada tekanan publik, maka pagar sudah dibongkar sejak dulu.

Namun demikian, Haryadi juga belum dapat memastikan berapa lama pagar tersebut dilepas. "Jika memang masyarakat sudah tertib, maka pagar bisa saja tidak dipasang lagi," katanya.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لِلْفُقَرَاۤءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَرْضِۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَاۤءَ مِنَ التَّعَفُّفِۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْۚ لَا يَسْـَٔلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ࣖ
(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.

(QS. Al-Baqarah ayat 273)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement