REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perseroan Terbatas Bursa Efek Indonesia menilai keputusan Lembaga Pemeringkat Moody's Investor Service yang kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade) dapat meningkatkan minat investasi di dalam negeri.
"Keputusan Lembaga Pemeringkat Moody's Investor Service terkait dengan peringkat akan membuat Indonesia, khususnya pasar modal domestik akan makin dipercaya sebagai negara tujuan investasi oleh para pemodal, baik di dalam maupun di luar negeri," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (30/1).
Menurut dia, ketika perekonomian dunia dilanda resesi, laju perekonomian Indonesia memang tergolong stabil. Ia mengemukakan bahwa hal itu terlihat dari laju inflasi di sepanjang 2015 yang mencapai 3,35 persen secara tahunan (Januari hingga Desember 2015) atau merupakan yang terendah dalam 5 tahun terakhir sejak 2010.
Di sisi lain, kata dia, tingkat imbal hasil pasar modal Indonesia dalam 5 tahun terakhir juga masih merupakan yang tertinggi, yakni sebesar 178,51 persen jika dibandingkan pasar modal di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand (169,61 persen), Malaysia (127,95 persen), dan Singapura (90,79 persen). "Ke depannya, serangkaian program pengembangan yang telah dan akan kami lakukan, akan kami buat dengan lebih baik lagi untuk menunjang pertumbuhan pasar modal dalam jangka menengah dan jangka panjang," kata Tito.
Moody's menegaskan bahwa permintaan akan peringkat utang negara atau sovereign credit rating (SCR) Republik Indonesia pada "Baa3" dengan outlook stabil. Outlook stabil dinilai Moody's juga mencerminkan bahwa perekonomian Indonesia memiliki ketahanan yang baik khususnya dalam menghadapi tekanan eksternal sebagai akibat dari pelemahan harga komoditas dunia.
Meskipun tekanan eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi dunia kemungkinan masih akan tetap terjadi, perekonomian Indonesia diyakini masih akan mampu untuk tetap tumbuh lebih baik dibandingkan negara dengan peringkat yang sama.