Senin 01 Feb 2016 23:36 WIB

Hijrahlah dan Temukan Kebenaran

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Hijrah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hijrah adalah perjalanan, proses berpindah menuju kebaikan. Kisah hijrah tidak hanya perjalanan Rasulullah dari Mekah ke Madinah, sebab seiring zaman berkembang, hijrah pun dilakukan oleh banyak orang.

Termasuk yang diangkat menjadi sebuah cerpen dan novel oleh Helvy Tiana Rosa, Ketika Mas Gagah Pergi, kisah hijrah yang menyentuh masa kini, hijrah seorang pemuda Ibukota, perjuangan Gagah menemukan kebenaran di tengah pandangan aneh orang-orang.

Menurut Helvy—yang akrab disapa Bunda Helvy—hijrah merupakan perpindahan dari satu keadaan ke keadaan yang lebih baik.

“Kalau kata Mas Gagah, dalam hijrah pasti ada islah, kalau perlu dalam setiap napas ada islah,” lanjutnya, mengutip tokoh fiksi dalam kisah gubahannya ketika ditemui Republika.co.id dalam acara nonton bareng Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (1/2) pagi.

Islah, Helvy menjelaskan lagi, ialah selalu menjadi yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, atau berusaha melakukan islah, kadang tak selalu mulus.

Contohnya dalam kisah Gagah dan hijrahnya. Ketika ia meninggalkan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya yang kurang bermanfaat, datang tanggapan dan pandangan kontra dengan keputusannya dari orang-orang terdekat. Padahal itulah Islam yang sesungguhnya—yang dipandang aneh oleh orang-orang yang mungkin belum sepenuhnya mencintai Islam.

 “Tapi kalau kita buka mata hati kita, sebenarnya Mas Gagah itu bukan orang yang aneh. Mas Gagah orang yang sama, tapi ia hanya meninggalkan kebiasaannya yang kurang bermanfaat,” itulah komentar Ustadz Erick Yusuf mengenai ‘keanehan’ yang didapati dalam hijrah, ketika ditemui Republika.co.id

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement