REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas untuk membahas rencana pengembangan Danau Toba di Sumatra Utara. Presiden meminta agar layanan pariwisata berstandar internasional dibangun di danau terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
"Saya menekankan agar disiapkan branding untuk pemasarannya, pelayanan-pelayanan berstandar internasional, atraksi seni budaya dengan koreografi yang baik dan desain menarik yang mempunyai kelas," ucap Presiden saat membuka rapat, Selasa (2/2).
Untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan pada turis, Presiden meminta agar akses menuju Danau Toba dibangun koneksi yang baik. Mulai dari bandara, pelabuhan dan jalan-jalan.
Danau Toba sendiri merupakan salah satu destinasi wisata prioritas yang akan dikembangkan pemerintah di tahun 2016. Selain Danau Toba, destinasi wisata lain yang menjadi prioritas yakni Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai dan Tanjung Kelayang.
Presiden menginstruksikan pada Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk segera melakukan pengembangan di 10 kawasan pariwisata yang menjadi prioritas tersebut. Sebab, pariwisata adalah sektor yang paling cepat mendatangkan devisa untuk negara. Lebih dari itu, sambung Jokowi, berkembangnya sektor pariwisata juga mampu memicu ekonomi kerakyatan.
"Kita lihat usaha kecil menengah bisa ikut berkembang, lapangan kerja baru juga bisa tercipta," ujarnya.
Rapat terbatas kali ini dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.