Jumat 05 Feb 2016 04:07 WIB

Jumlah Kasus DBD di Tulungagung Meningkat

Seorang anak menjalani perawatan akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, Rabu (3/2).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Seorang anak menjalani perawatan akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus meningkat. Jika selama Januari 2016 total korban sebanyak 74 orang, dalam tiga hari pertama Februari ini jumlah pasien baru tercatat masuk sebanyak 27 orang.

"Data itu dihimpun dari sejumlah rumah sakit di antaranya RSUD dr Iskak, Rumah Sakit Islam, Rumah Sakit Bhayangkara, serta puskesmas yang ada di sini," terang Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Didik Eka di Tulungagung, Kamis (5/2).

Dari jumlah sebanyak itu, lanjut Didik, tiga pasien anak dinyatakan meninggal dunia akibat kondisi demam berdarah sudah parah atau berstatus "dengue shock syndrome" (DSS) saat masuk rumah sakit.

Eka mengimbau kepada masyarakat agar aktif melakukan kesiagaan mengantisipasi wabah penyakit menular mematikan tersebut.

Selain proaktif melakukan pemeriksaan kesehatan sedini mungkin saat terjadi kasus demam pada tubuh, warga juga diharap aktif melakuka gerakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitarnya.

"Janganlah mengandalkan 'fogging' (pengasapan) untuk memberantas nyamuk. Sebab, fogging hanyalah membunuh nyamuk betina saja, bukan membunuh jentik dan telur nyamuk," terangnya.

Khusus di RSUD dr Iskak, sejak Januari hingga 3 Februari 2016 telah merawat pasien demam berdarah sebanyak 54 pasien.

Humas RSUD dr Iskak Tulungagung, Mohammad Rifa'i mengatakan, pasien penderita demam berdarah selama ini didominasi oleh anak-anak.

Untuk tiga pasien yang sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit yang meninggal dunia, kondisi pasien saat dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut atau DSS. "Ketiga pasien yang meninggal, saat dibawa ke rumah sakit kondisi sudah DSS," jelasnya.

Rifa'i menambahkan, untuk mengantisipasi membeludaknya pasien demam berdarah pihak rumah sakit akan menambah ruangan perawatan yang dikhususkan penderita demam berdarah. Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan utamanya pada musim penghujan saat ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement