REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Kita tidak dapat menyangkal, ajal tidak dapat ditampik. Sebuah ayat populer tentang ajal, menginformasikan bahwa saat batas akhir waktu itu datang, ia tidak dapat diajukan atau diundur. Namun, kapan batas waktunya tidak dijelaskan dalam ayat tersebut.
Karena itu, tidak menutut kemungkinan ada keterlibatan manusia dalam upaya menetapkan umur manusia tersebut. Hal ini akan tampak jelas lagi jika dikaitkan dengan beberapa hadis Nabi Saw, salah satunya yaitu hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah,
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Siapa yang ingin diperluas rezekinya dan ditambah umurnya, hendaklah dia menyambungkan hubungan kekeluargaan (silaturrahmi)."
Kendati demikian, ada ulama yang memahami penambahan umur dalam ahdis tersebut mengandung arti majazi, yaitu berupa nama baik setelah kematian, dan ada juga yang memang memahaminya sebagai penambahan umur yang sebenarnya.
Terlepas dari itu, betapapun yang diinformasikan oleh hadis tersebut, sedikit atau banyak mungkin memang terdapat upaya manusia untuk memperpanjang usia. Salah satu cara untuk mendapatkan hal itu yaitu dengan hidup harmonis dan menghindari stres.
Selain contoh yang dikemukaan nabi tersebut, juga tidak tertutup kemungkinan adanya cara-cara lain yang ditemukan manusia, baik untuk memperpanjang umur atau memperlambat proses penuaannya.