Sabtu 06 Feb 2016 19:23 WIB

TPS 3R Jadi Solusi Sampah di Bogor

Rep: C32/ Red: Achmad Syalaby
TPS3R
Foto: kotabogor.go.id
TPS3R

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemuda Karang Taruna Mulyabakti, Bogor menjadi dalah satu penggerak untuk mengelola sampah di kota Bogor. Hedi Maulana bersama Teddy Supriyadi mendirikan tempat pembuangan sementara (TPS) 3R (reduce, reuse, recycle) Mulyaharja dengan belasan pemuda lainnya dengan cara swadaya. 

Hedi mengungkapkan ada rasa keprihatinan mengenai sampah di Kota Bogor. "Kurangnya kepedulian masyarakat akan sampah membuat sampah yang dibuang malah semakin banyak, bertumpuk, dan menimbulkan bau," kata Hedi, Sabtu (6/2).

Kondisi tersebut menurut Hedi masih menjadi permasalahan rumit yang terjadi di masyarakat. Apalagi, lanjut dia, sampah-sampah tersebut tidak bisa diangkut karena terkendala lokasi sehingga menimbulkan masalah. 

Berdiri sejak 2009, Hedi mengaku TPS 3R nya menjadi salah satu pengelola sampah dalam jumlah besar. "Dalam sehari TPS 3R ini mampu mengangkut sebanyak 15 meter kubik sampah atau setara dengan dua mobil bak," tutur Hedi.

Menurutnya, hal tersebut merupakan jumlah yang besar karena TPS 3R hanya mencakup 4 RW atau seribu kepala keluarga saja. TPS 3R juga kini menjadi lebih produktif dibanding sebelumnya. Hedi mengungkapkan, kemajuan tersebut diperoleh saat menempati menempat lahan hak guna dari Bogor Nirwana Residene dan bantuan bangunan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor sejak 2011.

Ia menuturkan, kemajuan tersebut terlihat dari bagaimana sistem pengelolaan sampahnya. "Sebelumnya sampah diolah dengan cara manual, kini sampah sudah dikelola dengan menggunakan mesin," jelas Hedi. Kini dalam mencecah sampah organik sudah bisa menggunakan mesin, sementara untuk sampah anorganik juga dudah menggunakan mesin pres. 

Meskipun sudah menggunakan mesin, Hedi juga menerapkan pemungutan sampah ke rumah warga dengan cara sendiri. Sampah yang setiap harinya berasal dari masyarakat dipilih sesuai jenisnya yaitu organik dan anorganik. 

Penanganannya, kata Hedi, sampah organik tersebut akan dibuat pupuk kompos dengan menggunakan mesin pencecah. "Proses sampah menjadi pupuk kompos ini membutuhkan waktu sepeuluh hari. Waktu lengelolaannya masih manual membutuhkan waktu hingga tiga bulan," tutur Hedi. 

Selanjutnya untuk sampah anorganik seperti plastik, botol, sterofom, dan lainnya maka Hedi menjual sampah tersebut karena masih bisa didaur ulang. Meskipun begitu, dari kedua jenis sampah tersebut ada yang tidak bisa diolah menjadi pupuk kompos atau dijual. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement