Ahad 07 Feb 2016 22:07 WIB

Keluarga Besar Jm Ingin Pelaku Segera Dihukum

Rep: Fuji EP/ Red: Didi Purwadi
Jenazah Jm tiba di rumah duka di Desa Tanjung Kamuning, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (7/2).
Foto: Republika/Fuji EP
Jenazah Jm tiba di rumah duka di Desa Tanjung Kamuning, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Jm, bocah berusia 7 tahun, ditemukan tewas di dalam kamar mandi di sebuah rumah di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur pada Ahad (7/2) pagi. Saat ditemukan, Jm masih mengenakan seragam sekolah dasar.

Jm merupakan korban penculikan yang terjadi di Jl. H. Asmawi, Beji, Depok pada Sabtu (6/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Pihak keluarga pun berharap pelaku penculikan segera diproses dan dihukum dengan hukuman yang setimpal.

"Masalah hukuman bagi si pelaku penculikan minta secepatnya diproses secepat mungkin," kata Kepala Desa Tanjung Kamuning yang juga kerabat dekat orang tua korban, Nuroni Saefuloh, kepada Republika.co.id di rumah duka di Kampung Sindangsari, Deda Tanjung Kamuning, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Ahad (7/1) malam.

Nuroni mengatakan, anak-anak dilindungi oleh negara. Maka pelaku penculikan pun harus menjalani proses hukum dan mendapatkan hukuman yang setimpal karena telah merenggut nyawa seorang anak yang dilindungi oleh negara.Terkait akan dihukum seperti apa, ia menyerahkan semuanya kepada aparat penegak hukum. Namun, ia berharap hukuman bagi pelaku secepatnya dilaksanakan.

Nuroni mengaku dirinya bersama pihak keluarga yang ada di Garut belum mengetahui secara pasti penyebab kematian Jm. Selain itu, motif pembunuhannya pun belum diketahui. Sementara, yang diketahui secara pasti, Jm meninggal karena dibunuh.

"Kata ibunya almarhum, korban sempat hilang diculik sebelum diketahui telah meninggal dan korban masih keponakan saya," ujar Nuroni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement