Senin 08 Feb 2016 14:37 WIB

Erick Yusuf: Larangan Valentine tak Cukup

Rep: C35/ Red: Achmad Syalaby
Ustaz Erick Yusuf
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ustaz Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Valentine belum bisa dihilangkan dari kultur masyarakat Indonesia. Alih-alih mengalihkan, pelarangan yang selama ini ada acap kali memicu para pemuda untuk melanggar dan ikut merayakannya.

Pimpinan Lembaga Dakwah Kreatif iHaqi, Ustaz Erick Yusuf, mengatakan pelarangan-pelarangan memang tidak cukup untuk menghilangkan perayaan valentine di Indonesia. Menurut Erick, menghilangkan valentine harus dilakukan melalui proses-proses pengalihan, yang tentu lebih baik dilakukan dengan cara-cara alternatif.

"Jangan dihembuskan larangan-larangan, hembuskan berbagai alternatif kegiatan," kata Ustaz Erick kepada Republika.co.id, Senin (8/2).

Ia menuturkan kegiatan-kegiatan seperti nasyid, olahraga dan pengajian, dapat diberikan sebagai alternatif pilihan kegiatan para pemuda di Indonesia. Dengan kesibukan mengikuti berbagai acara, energi para pemuda akan dihabiskan lewat kegiatan-kegiatan positif, dan tidak tersisa untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain dalam merayakan valentine.

Berbagai acara positif itu, lanjut Erick, dapat digaungkan untuk dilakukan lewat kounitas-komunitas yang ada di tengah masyarakat. Ia berpendapat, acara-acara positif yang kreatif akan dengan sendirinya menarik minat masyarakat, untuk ikut terlibat di dalamnya dan melupakan aktivitas-aktivitas merayakan valentine.

Erick menegaskan dakwah-dakwah memang harus dilakukan lewat cara yang kreatif, termasuk untuk mengurangi pengaruh valentine kepada masyarakat Indonesia. Ia menilai harus dipikirkan siasat-siasat yang menarik, yang tentu tujuannya mengalihkan perhatian masyarakat Indonesia dari merayakan valentine ke kegiatan positif. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement