REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tengah memasuki puncak musim hujan. Wabah penyakit pun bermunculan, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD.
Saat ini DBD mulai menjangkiti beberapa daerah, hingga memakan korban. Namun musibah, menurut Ustadz Erick Yusuf, adalah situasi yang dapat dihubungkan dengan Allah SWT.
Sebagai seorang Muslim, berkewajiban iqra, membaca situasi, mengumpulkan informasi. “Kalau kita kaitkan dengan Allah, tidak ada yang buruk, Insya Allah,” ujar Erick saat dihubungi Republika.co.id, belum lama ini.
Kang Erick--demikian sapaan akrabnya berpesan, teror dari DBD yang bahkan dapat mematikan tersebut boleh jadi agar Muslim dan seluruh masyarakat lebih waspada dan berhati-hati menyikapi lingkungan serta cuaca rawan penyakit saat ini. Bagaimana menjaga kebersihan, dan menjaga agar keluarga, anak-anak, sanak saudara terhindar dari penyakit berbahaya seperti DBD.
Akan tetapi, selain waspada terhadap penyakit yang disebabkan virus dengue ini, mewabahnya DBD pun adalah ujian bagi masyarakat untuk bersimpati serta berempati terhadap mereka yang terjangkit. Kang Erick mengingatkan adanya filosofi bahwa sesama Muslim ialah satu tubuh, jika satu sakit maka lainnya pun merasa sakit.
Jika ada saudara sesama Muslim yang terjangkit, maka itu adalah ujian apa masyarakat yang sehat peduli atau tidak pada yang terjangkit. Apakah cukup peduli untuk menyebarkan informasi agar tidak terjangkit, saling membantu, dan menyebarkan bantuan yang konkrit.
“Ini saya pikir salah satu latihan kita berjamaah,” tambah Erick yang menjelaskan munculnya DBD menjadi latihan bagi masyarakat untuk menghadapi segala sesuatu bersama-sama.