REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seorang perawat di RSUD Gunung Jati Cirebon dinyatakan positif menderita difteri. Hal itu terjadi setelah perawat tersebut menangani pasien difteri. Perawat yang berinisial Ru tersebut bertugas di ruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Gunung Jati Cirebon. 

Dia yang menangani pasien difteri pertama kali saat baru masuk ke rumah sakit tersebut. "Saat ini (Ru) dirawat intensif di ruang isolasi," ujar Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon, Heru Purwanto kepada Republika.co.id, Rabu (10/2).

Heru menyatakan, saat ini kondisi kesehatan perawat tersebut sudah mulai membaik. Namun, untuk memastikan difterinya sembuh atau belum, akan dilakukan kultur tenggorokan. "Setelah kultur tenggorokan, nanti kita lihat apakah sudah boleh pulang atau masih harus dirawat,"kata Heru.

Sementara itu, Lusiana, warga RT 09 RW 02 Blok Wetan, Desa Kedokan Agung, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, pasien yang didiagnosa difteri oleh RSUD Gunung Jati Cirebon, kini kondisinya juga sudah mulai membaik.

(Baca Juga: Pasien Difteri Dibujuk ke Rumah Sakit Melibatkan Camat dan Kapolsek).

Setelah pulang paksa dari RSUD Gunung Jati Cirebon, Lusiana sempat dirawat di RSUD Indramayu. Kini, pihak rumah sakit telah memperbolehkannya pulang ke rumah. "Pasien sudah pulang dengan kondisi membaik," tutur Direktur RSUD Indramayu, Deden Boni Koswara.

Seperti diketahui, serangan difteri pertama kali diketahui diderita oleh empat warga yang masih satu keluarga asal Blok Puhun, Desa Sampih, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, akhir Desember 2015. Dari empat orang itu, tiga di antaranya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon.

Difteri kemudian menyebar dan menyerang belasan warga lainnya, termasuk empat warga Kabupaten Majalengka. Hingga saat ini, di RSUD Gunung Jati Cirebon terdapat 17 pasien difteri, yang dirawat intensif di ruang isolasi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika