Senin 13 Mar 2023 20:40 WIB

Tiga Pasien Suspek Difteri di Garut Masih Dirawat di Rumah Sakit

Tiga pasien suspek difteri masih menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Pasien suspect difteri dirawat di ruang isolasi.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Pasien suspect difteri dirawat di ruang isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut masih terus melakukan penanganan kasus difteri. Hingga Senin (13/2/2023), masih terdapat tiga pasien suspek difteri yang menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, mengatakan, hingga saat ini terdapat 13 kasus positif difteri dan 34 kasus suspek difteri. Namun, 13 pasien positif itu seluruhnya sudah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. 

Baca Juga

"Pasien yang masih dirawat masih ada tiga orang, tapi statusnya suspek semua. Mereka masih menunggu hasil laboratorium, apakah positif atau negatif. Biasanya lima atau tujuh hari hasilnya," kata Asep saat dikonfirmasi Republika, Senin (13/3/2023).

Asep menambahkan, sejauh ini sudah ada sembilan orang yang meninggal dunia diduga akibat difteri. Sebanyak delapan orang berasal dari Kecamatan Pangatikan dan satu orang dari Kecamatan Cisurupan. Sembilan orang yang meninggal dunia itu seluruhnya berstatus suspek. 

Menurut dia, penyebaran kasus difteri di Kabupaten Garut masih memiliki potensi untuk bertambah. Meski intervensi sudah dilakukan di Kecamatan Pangatikan, yang notabene lokasi paling banyak ditemukan kasus difteri, kasus serupa sudah muncul di wilayah kecamatan lainnya.

Namun, penyebaran difteri di wilayah kecamatan lain, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut masih belum bisa memastikan penyebabnya. Artinya, belum bisa ditemukan hubungan kasus difteri yang ada di Pangatikan dengan kecamatan lainnya.

"Penyebaran selain di Pangatikan, ada di Tarogong Kidul yang positif. Sementara yang daerah lain statusnya suspek, belum ada yang positif," kata dia.

Karena itu, Asep mengatakan, pihaknya juga terus melalukan kewaspadaan dini. Setiap fasilitas kesehatan telah diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ketika ada pasien yang bergejala sakit tenggorokan dan sulit menelan.

"Biasanya akan langsung dirujuk ke rumah sakit," kata dia.

Sementara di Kecamatan Pangatikan, Dinas Kesehatan terus melakukan vaksinasi ORI. Berdasarkan data terakhir, cakupan vaksinasi ORI di wilayah itu baru mencapai sekitar 60 persen dari total sasaran 11.228 orang anak.

Asep mengatakan, cakupan itu masih terus bertambah. "Kita akan lakukan terus hingga sebulan ke depan. Kan tidak mudah untuk mengumpulkan massa di satu tempat," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement