REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, saat ini Kementerian Perindustrian sedang menyusun peta jalan atau roadmap industri penunjang perkeretaapian yang mengacu pada pohon industri kereta api. Hal ini karena, kereta api menjadi industri prioritas dalam Perpres Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.
"Kami akan menyusun produk komponen apa saja yaang akan dikuasai dalam jangka waktu tertentu, baik yang sifatnya tahunan, lima tahunan, maupun 25 tahun kedepan," ujar Putu di Jakarta, Rabu (10/2).
Putu menjelaskan, industri penunjang perkeretaapian menjadi prioritas dan strategis untuk dikembangkan, sehingga keterlibatan industri lokal dapat maksimal. Apalagi, bisnis perkeretaaapian di Indonesia masih relatif baru berkembang dan belum ada ketergantungan terhadap prinsipal. Dengan demikian, penanganannya harus secara khusus agar Indonesia mendapatkan nilai tambah yang maksimal.
Salah satu langkah nyata dalam penyusunan roadmap tersebut yakni adanya kerja sama antara PT INKA dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mendirikan Pusat Desain dan Rekayasa Industri Perkeretaaapian Nasional. Hal ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kajian pengembangan perkeretaapian, program riset dan pengembangan produk, serta diharapkan dapat berkembang menjadi inkubator bisnis dan pengujian produk. Putu menjelaskan, melalui pusat ini dapat dilakukan sinergi dalam membuat desain dan engineering komponen, serta sistem perkeretaapian.
"Selanjutnya, melalui asosiasi dapat berkolaborasi mewujudkan produk fisik sampai ke produksi massal. Dengan adanya kolaborasi ini, diharaapkan dapat mewujudkan kemandirian pada sektor perkeretaapian," kata Putu.
Menurut Putu, keberlanjutan industri transportasi tidak bisa lepas dari pertumbuhan industri komponen atau penunjang. Hal ini karena, industri transportasi yang sudah berkembang membutuhkan dukungan dan pasokan suku cadang. Apabila industri komponen dan penunjangnya dapat berkembang serta dibangun di dalam negeri, maka akan memperkuat struktur industri.
Putu mengapresiasi terbentuknya Asosiasi Industri Penunjang Perkeretaapian Indonesia, karena merupakan langkah bagi kemandirian industri kereta api nasional. Saat ini sudah ada 50 institusi yang tergabung dalam asosiasi tersebut. Institusi itu terdiri dari BUMN yang selama ini mensuplai komponen kereta api, seperti PT Pindad untuk pembuatan rem, PT LEN untuk persinyalan, dan PT Barata untuk bogie. Selain itu, ada pula PT Krakatau Steel sebagai penyuplai bahan baku baja.
Baca juga: Kereta Nasional Didukung Asosiasi Industri Penunjang